21

1.1K 110 0
                                    

📍AMERIKA, 09:04 PM

Mark hanya tersenyum tipis menatap Haechan yang kini sedang menangis di depannya. Tak ada pergerakan dari tubuh Mark untuk menenangkan Haechan yang menangis, apalagi memeluk tubuh mungilnya seperti di dalam drama-drama Korea yang di tonton oleh banyak orang. Tak ada scene romantis di antara mereka berdua malam ini. Tak ada pelukan hangat dan juga ciuman hangat malam itu layaknya drama-drama romance yang sering sekali di tayangkan.

“Kenapa Mark lakuin ini sama aku?” tanya Haechan dengan nada yang begitu lirih.

Mark tidak menjawab dan lebih memilih untuk berjalan pergi meninggalkan Haechan.

“Semuanya jahat sama Echan!” teriak Haechan saat Mark berjalan meninggalkannya.

Mark menghentikan langkahnya saat baru saja mendengarkan apa yang baru saja di teriakkan oleh Haechan. Isakan tangis dari mulut Haechan terdengar jelas di kedua telinga Mark. Haechan meluruskan kakinya dan menangis layaknya seorang anak kecil.

Haechan menangis dengan menutup wajahnya menggunakan kedua telapak tangannya. Benar-benar kali ini Haechan begitu hancur dibuat oleh Mark.

“Hiks ... Echan benci semuanya!” seru Haechan disela-sela tangisnya.

Mark membalikkan badannya, lalu menatap Haechan dengan tatapan datarnya sama seperti biasanya. Mark perlahan berjalan mendekati Haechan yang menangis sambil menatap ke arah sungai.

“Gue anter pulang,” ucap Mark dengan nada flat-nya.

Haechan tidak menggubris ajakan Mark dan masih memilih untuk menangis lirih. Mark menatap Haechan dengan geram karena baru kali ini ada seorang submisif yang tidak mendengarkan perintahnya.

“Sekali lagi gue perintahkan buat lo! Sekarang berdiri dan gue anter pulang!” seru Mark dengan nada yang sedikit tegas.

Haechan menggelengkan kepalanya dengan cepat saat mendengarkan ajakan Mark untuk pulang ke dorm bersama-sama.

“Echan cuma mau jaga jarak dengan kekasih orang...” ucap Haechan dengan nada lirihnya.

Mark tersenyum sinis saat mendengarkan pernyataan Haechan.

“Cih! Lo gak bisa pegang janji lo!” seru Mark dengan nada meremehkannya.

Haechan terdiam, lalu menghapus air matanya dengan begitu kasar.

“Iya. Benar kata Mark kalau Echan gak bisa buat jauh dari Mark...” jawab Haechan dengan nada lirih dalam hatinya.

Haechan terdiam lalu perlahan menahan tangisnya. Kepala Haechan perlahan menunduk lemah. Tangan Haechan tergerak untuk memeluk tubuhnya yang mulai menggigil.

Mark yang melihat tubuh Haechan yang mulai sedikit menggigil akhirnya memutuskan untuk mendekati Haechan.

“Ck! Mama gue tahu kalau gue kesini dan dia juga tahu kalau lo di sini. Jadi, dengarkan apa kata gue!!” seru Mark dengan nada tegas.

Haechan tak menggubris apa yang dikatakan oleh Mark dan lebih memilih untuk tetap menenggelamkan wajahnya di kedua tekukan lututnya.

Haechan tiba-tiba berdiri dari duduknya, lalu membersihkan wajahnya menggunakan tisu basah yang tadinya dia bawa di dalam tasnya. Mark yang melihat itu hanya menatap Haechan dengan santai. Haechan berjalan perlahan mendekati Mark.

“Echan boleh meluk Mark?" tanya Haechan.

Mark tidak menjawab dan lebih memilih untuk tetap terdiam. Haechan tersenyum lembut, lalu menghamburkan pelukan hangatnya untuk Mark. Haechan kembali memecahkan tangisnya di pelukan Mark.

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang