16

1K 89 4
                                    

📍Amerika, 6:14 AM

Hari ini adalah hari di mana seluruh peserta yang akan mengikuti lomba se-Universitas diberi waktu untuk istirahat di dorm yang sudah disediakan untuk mereka masing-masing.

Haechan terduduk di balkon yang sudah dipersiapkan untuk Universitasnya. Sorot matanya menatap langit yang sedang terlihat cerah dipagi hari itu. Hidungnya menarik nafas sedalam dalam mungkin, lalu menghembuskannya secara berat.

“Lee Haechan.”

Panggil seseorang dari belakang Haechan.

Haechan membalikkan badannya dan menatap siapa orang itu.

“Ibu dosen,” sapa Haechan dengan lembut.

Terlihat sang dosen pembimbing dari Universitas menatap Haechan dengan lemas.

“Kamu kenapa tidak istirat panjang, Nak?” tanya sang dosen.

Haechan tersenyum lembut, lalu berjalan mendekati sang dosen.

“Echan nggak lagi ngantuk, Bu. Jadi, Echan nggak istirahat,” jawabnya lembut.

“Tapi, kita baru saja take off beberapa jam yang lalu. Lihat Zarae, dia sudah tidur pulas di dorm pria,” jelas sang dosen.

Haechan tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

“Baiklah kalau kamu tidak mau. Tapi, kamu harus jaga kesehatan kamu,” pasrah sang dosen.

Haechan mengangguk.

“Oh iya, Bu. Haechan boleh nggak berjalan-jalan menyusuri area Harvard?” tanya Haechan.

"Boleh."

Haechan tersenyum, lalu mencium punggung tangan sang dosen.

“Echan mau jalan-jalan ya, Bu!” seru Haechan dan sang dosen hanya tersenyum kecil.

Haechan kini berjalan menyusuri Harvard dengan langkah kaki yang lemah. Matanya menatap kosong ke arah depan. Wajahnya ditekuk sedih.

“Kenapa Mark nggak ikut lomba ini?”  tanya Haechan dalam hatinya tetapi masih berjalan entah kemana.

Haechan menatap taman Harvard yang dipenuhi oleh bunga-bunga cantik yang bermekaran. Senyuman simpul terbentuk di bibir mungil Haechan. Kakinya melangkah mendekati taman itu.

Haechan memilih untuk berjongkok di depan sebuah bunga mawar merah. Bibir Haechan tak berhenti tersenyum indah. Wajah Haechan bergerak maju untuk mendekati bunga mawar itu. Hidungnya mencium aroma bunga mawar itu dengan lembut.

“Wangi” gumam Haechan singkat.

Haechan berdiri sambil berjalan menjauhi taman Harvard dan memilih untuk masuk ke universitas itu. Sorot mata Haechan menatap menatap seisi ruangan Universitas terbesar di amerika itu.

“Rasanya mau bermain piano," gumamnya.

Haechan kini berjalan di salah satu ruangan yang tak jauh dari ruangan yang besoknya akan dia tempati untuk lomba. Kaki Haechan melangkah masuk ke dalam ruang musik saat sorot matanya menatap sebuah piano hitam dengan sorot mata yang berbinar-binar.

Jari jemari Haechan menekan lembut tuts piano hingga menimbulkan sebuah nada yang begitu indah. Mulut mungilnya kini bergerak untuk menyanyikan sebuah lagu.

Disarankan mendengarkan lagu Wish You Were Here - Avril Lavigne

I can be tough

I can be strong

But with you, it's not like that at all

There's a girl

That gives a shit

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang