25

1.3K 103 10
                                    

📍 Amerika

Haechan dan Zarae kini berada di dalam dorm bersama ibu dosen pembimbing Bern of university. Mereka bertiga sedang sibuk mendiskusikan jadwal acara untuk hari ini.

"Schedule today adalah olahraga se universitas. So, pastinya kita juga turut ikut meramaikan jadwal ini," jelas ibu dosen pembimbing.

"Kenapa kita nggak pulang aja daripada tinggal di sini cuma olahraga doang?" tanya Zarae secara frontal.

"Olahraga se universitas ini bukan cuma olahraga biasa. Karena di olahraga ini kalian akan saling mengenal satu sama lain antara mahasiswa atau mahasiswi dari negara mana saja yang pernah kalian jadikan sebagai rival saat lomba beberapa hari yang lalu. Dan olahraga ini bukan hanya mempererat hubungan kalian dengan mahasiswa-mahasiswi dari negara lainnya, tetapi kalian juga akan mendapatkan hadiah jika kalian berdua memenangkan perlombaan olahraga ini." jelas Ibu dosen pembimbing dengan panjang.

"Apalagi kemarin Ibu dan dosen-dosen dari universitas lainnya sudah melakukan lot untuk penampilan aktivitas olahraga kalian nantinya," lanjutnya..

"Maksud ibu lot aktivitas olahraga seperti apa?" tanya Zarae.

"Hummm ... Jadwal olahraga kita hari ini bermain sepak bola dan kemarin adalah lot untuk menentukan kalian akan memakai baju dari negara mana dan tim sepak bola mana," jelas Ibu dosen pembimbing lagi.

"Terus kita dapat pakai baju dari tim sepakbola mana?" tanya Zarae.

"Argentina," jawab ibu dosen pembimbing dengan singkat.

"Bajunya sudah Ibu siapkan dan kalian siap-siap untuk mengikuti acaranya karena acaranya akan dimulai pada saat jam delapan nanti," jelas Ibu dosen pembimbing lagi.

"Ya udah kalau begitu, Zarae mau ke dorm dulu buat ganti bajunya soalnya beberapa menit lagi bakalan jam delapan," ucap Zarae lalu membungkukkan badannya dengan hormat.

Kini tersisa Haechan dan juga Ibu dosen pembimbing di dalam dorm. Sorot mata Ibu dosen pembimbing langsung mengarah ke arah Haechan yang tengah terdiam sedari tadi tanpa merespon apapun sedikitpun. Tangan Ibu dosen pembimbing bergerak untuk mengelus lembut pundak Haechan. Haechan yang pundaknya di sentuh oleh ibu dosen pembimbing langsung tersentak kaget.

"Kamu kenapa, sih? Dari tadi ibu perhatikan kamu terus diam tanpa mengeluarkan sepatah kata apapun."

"Biasanya antara kamu dan Zarae, kamu yang paling cerewet tetapi untuk di pagi hari ini malah berbanding sebaliknya. Zarae yang cerewet tapi kamu yang pendiam," jelas Ibu dosen pembimbing dengan nada yang sopan.

Haechan tersenyum lembut kepada Ibu dosen pembimbing, lalu menggelengkan kepalanya dengan lembut.

"Echan nggak apa-apa kok, Bu. Cuma ya diam aja," ucap Haechan lalu tersenyum lembut kepada Ibu dosen pembimbing.

"Sepertinya Ibu tidak percaya kalau kamu sedang tidak apa-apa. Katakan apa yang sedang kamu pikirkan dan apa masalah kamu," ucap Ibu dosen pembimbing lalu mengelus lembut punggung Haechan.

Haechan langsung menundukkan kepalanya lalu perlahan terisak.

"Bu, ini kali pertamanya Echan jatuh cinta. Tapi, kenapa Echan dikhianati seperti ini? Apa memang cinta itu jika kita baru pertama kali merasakannya harus merasakan sakit terlebih dahulu?" tanya Haechan.

Lost Contact | MarkHyuckМесто, где живут истории. Откройте их для себя