17

1.2K 97 5
                                    

📍Amerika, 06:25 AM

Zarae keluar dari dorm sambil memperbaiki kerah bajunya. Kaki Zarae melangkah bergerak menuju dorm yang di tempati oleh Haechan. Tangan Zarae tergerak untuk mengetuk pintu dorm.

Haechan membuka pintu.

Zarae memicingkan mata saat melihat mata Haechan yang sedikit memerah dan sedikit sendu.

“Jangan bilang lo habis nangis?” tanya Zarae dengan sedikit ragu.

Haechan tersentak saat mendengarkan pertanyaan Zarae. Haechan menggeleng, lalu membentuk senyuman lembut di kedua ujung bibirnya.

“Mana ada gue nangis sepagi ini,” jawab Haechan lembut, lalu sedikit terkekeh.

“Terus, apa kalau nggak? Sumpah ... Itu mata lo kentara banget kalau lo habis nangis!” ucap Zarae.

"Gak ada. Mending langsung ke aula," jawab Haechan.

Haechan membalikkan badannya, lalu mengunci pintu dorm-nya.

“Ayo ke aula sekarang. Ibu dosen udah nungguin kita disana,” ucap Haechan dengan nada lembut lalu berjalan terlebih dahulu meninggalkan Zarae yang mematung kebingungan.

“Iya, Ae. Gue habis nangis meratapi kebodohan gue yang terlalu berharap sama Mark,” batin Haechan sambil menghembuskan nafas berat.

Haechan kini berjalan masuk ke aula yang begitu luas. Dosen dari universitas Haechan melambaikan tangannya dan berhasil ditangkap lambaiannya oleh Haechan begitupun oleh Zarae yang berjalan tidak jauh dari Haechan.

Haechan tersenyum lembut, lalu berjalan dengan anggun mendekati sang dosen.

“Hari ini lawan kita siapa, Bu?” tanya Haechan.

“Hari ini lawan kita dari Nepal dan China,” jawab sang dosen.

Haechan terdiam sejenak saat dosen berkata bahwa lawannya adalah China.

“Universitas perwakilan negara China apa, Bu?” tanya Haechan

“Fudan university,” jawab sang dosen singkat.

Sekali lagi Haechan terdiam saat mendengarkan nama ‘Fudan universuty’ yang disebut oleh dosen pembimbingnya.

Zarae yang sadar akan itu langsung buka suara.

You okey?” tanya Zarae pada Haechan.

Haechan mengangkat pandangannya, lalu menatap Zarae sambil tersenyum lembut.

“Yes. Im okey, Ae,” jawab Haechan singkat lalu tersenyum lembut.

“Gak Andre. Im not okey,” batin Haechan.

“Selamat pagi semuanya dan selamat bersemangat serta beraktifitas!” seru sang pembawa acara dengan sangat antusias di atas panggung.

“Hari ini adalah hari kedua kompetisi seuniversitas besar setiap negara dengan kemarin dibukan oleh kompetisi dengan enam negara! Yaitu Korea, Jepang, Thailand, Vietnam, Hongkong dan universitas Harvard sendiri!” seru pembawa acara.

“Dan kemarin adalah kompetisi terhebat yang dimenangkan oleh universitas Harvard, perwakilan dari negara Amerika dan juga Universitas Yonsei perwakilan dari negara Korea pada gelombang pertama. Universitas Hanoi sebagai perwakilan negara Vietnam dan juga universitas Thammasat yang merupakan perwakilan dari negara Thailand yang menjadi pemenang dalam gelombang kompetisi yang kedua!” seru pembawa acara lagi.

“Loh! Emang pemenangnya setiap gelombang ada dua universitas?” tanya Haechan.

“Ya. Ada dua pemenang kompetisi dalam setiap gelombang,” jawab sang dosen.

Lost Contact | MarkHyuckNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ