20

1.1K 102 7
                                    

Sesuai dengan apa kata dosen pagi tadi, akan diadakan acara makan malam besar di restoran Harvard. Haechan bahkan juga ikut serta di acara itu.

Haechan senang karena akhirnya dia bisa berkenalan dan memiliki banyak teman dari luar negeri, tetapi sebuah pesan masuk pada ponselnya berhasil membuat senyumannya memudar dan tergantikan dengan raut wajah kecewa pada dirinya.

=> Future Husband : Lo buang-buang waktu gue buat nunggu lo.

Haechan langsung me-lock ponselnya lalu berdiri dari duduknya secara tiba-tiba.

Sorry, I have to go cause I have business!” seru Haechan dan berhasil membuat semuanya bingung.

Haechan langsung berlari kecil keluar dari restaurant menuju tempat perjanjiannya dengan Mark, di danau belakang Universitas Harvard.

Haechan berlari dengan cepat dan tak peduli banyak orang yang melihatnya dengan heran.

Sekitar tiga menit kemudian, Haechan sampai di sana, tetapi tak ada seorangpun di tempat itu. Haechan langsung melemaskan kakinya dan juga mengatur nafasnya.

“Mark..." lirihnya karena tahu apa kesalahannya kali ini.

Haechan terduduk di atas rumput lalu menekukkan lututnya. Haechan menggosokkan kedua telapak tangannya dan memeluk dirinya karena hawa dingin mungkin.

“Mark, maafin Echan,” ucap Haechan lagi sambil menundukkan kepalanya.

Isakan kecil kini muncul dari mulut mungil Haechan karena merasa benar-benar bersalah. Kenapa tidak, Mark ternyata sudah menunggu setengah jam di tempat ini.

“Haechan bodoh!” seru Haechan dengan nada kesal pada dirinya sendiri.

Haechan meraih ponselnya untuk mengirimkan Mark pesan.

"Mark, Echan udah di belakang Harvard."

Haechan terdiam karena status Instagram Mark terakhir aktif saat setelah mengirimi Haechan pesan sewaktu Haechan di restaurant tadi. Haechan menundukkan kepalanya lalu menangis sambil menekuk lutunya.

Tiba-tiba seseorang memasangkan sebuah almamater pada tubuh mungil Haechan dan sontak membuat Haechan menolehkan kepalanya.

Tiba-tiba seseorang memasangkan sebuah almamater pada tubuh mungil Haechan dan sontak membuat Haechan menolehkan kepalanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Markk!” seru Haechan saat melihat Mark yang kini berdiri tepat di belakangnya.

Haechan langsung berdiri dari duduknya dan langsung menghamburkan pelukannya pada tubuh kekar Mark. Air mata tak berhenti mengalir pada kedua bola mata indah Haechan.

Mark hanya diam saat mendapatkan pelukan erat dari Haechan. Tangan Mark tergerak untuk membalas pelukan Haechan, tetapi dia tiba-tiba mengurungkannya.

“Echan rindu sama Mark! Hiks!" ucap Haechan disela-sela tangisannya.

“Echan benar-benar kangen sama Mark! Hiks...” lanjutnya.

Angin berhembus meniup tubuh mungil Haechan yang memeluk Mark dengan begitu erat seperti tak ingin melepaskan Mark. Tangan dan lengan Haechan tergerak memeluk pinggang Mark dengan begitu erat. Rasanya malam ini Haechan akan melepaskan rindunya lewat pelukan lama pada tubuh Mark. Sumpah demi apapun, Haechan benar-benar ingin terbang malam ini.

Hampir sepuluh menit Haechan menutup wajahnya yang sedang bahagia pada dada bidang Mark karena tubuhnya terbilang begitu pendek jika bersama Mark. Dan sudah sepuluh menit juga Mark tidak membalas pelukan Haechan.

Haechan melepaskan pelukannya, lalu menghapus air matanya tepat di depan Mark. Sorot mata Haechan menatap wajah Mark dengan begitu dalam. Tangan Haechan tergerak untuk memegang dan mengelus wajah Mark. Mark masih saja terdiam dan hanya menatap Haechan dengan tatapan santainya.

Poison...” ucap Haechan tiba-tiba.

Mark langsung menatap Haechan saat mendengarkan apa yang baru saja Haechan ucapkan. Haechan tersenyum benar-benar lembut dan bahkan mulutnya bergetar karena begitu senang. Tangan Haechan kembali tergerak untuk memeluk Mark dengan begitu erat.

“Pokoknya malam ini harus sama Mark terus!" seru Haechan dalam hatinya dan mengeratkan pelukannya.

Baru saja beberapa detik Haechan memeluk Mark, tetapi tiba-tiba pelukannya dilepaskan oleh Mark.

Haechan menatap Mark saat itu juga. Tangan Mark tergerak meraih almamaternya, lalu memakaikannya pada Haechan. Haechan tersenyum lebar saat Mark begitu perhatian kepadanya.

“Apa cara gue perlakuin lo sekarang benar-benar romantis?” tanya Mark tiba-tiba.

Jantung Haechan langsung berpacu kencang saat Mark mengeluarkan pertanyaan itu.

Haechan mengangguk cepat sambil tersenyum lebar.

“Baguslah. Jadi, gue gak usah repot-repot buat kencan nanti sama pacar gue,“ ucap Mark tiba-tiba.

Haechan tersentak kaget saat mendengarkan kalimat yang baru saja Mark keluarkan dari mulutnya.

“Ma ... maksud, Mark?” tanya Haechan sesak.

“Lo perwakilan Bern Of University untuk perwakilan lomba universitas senegara ini. Jadi, lo pasti gak bodoh-bodoh banget buat gak tahu apa maksud dari pernyataan gue yang baru-baru ini, kan?” jelas Mark dengan nada yang santai, lalu menarik almamaternya yang menutupi tubuh Evelyn.

“Ma ... Mark...” panggil Haechan dengan nada lirih lalu memecahkan tangisnya saat itu juga.

Mark hanya tersenyum tipis menatap Haechan yang kini sedang menangis di depannya. Sialan, kenapa Mark se-berengsek ini?!

-  🏛️🏛️🏛️ -

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang