31

1.4K 87 4
                                    

"Kesel banget karena tiba-tiba ChanHee datang dan ngaku kalau kamu itu suka sama dia!" keluh Haechan sambil menjilat Ice cream nya dengan marah.

"Harusnya dia sadar kalau kamu itu sukanya sama aku. Kenapa banyak orang-orang yang tergoda dengan punya orang lain, sih?!" keluh Haechan.

"Dia itu emang nggak punya malu atau ngerasa kurang stok cowok ganteng di dunia? Kenapa harus ngejar kamu sampai segitunya, sih?! Padahal kamu itu nggak sempurna banget. Kamu pasti banyak kurangnya," lanjutnya.

Mark yang yang sedari tadi menumpukan dagunya di atas meja hanya bisa tersenyum kecil untuk menanggapi sikap cerewet kekasihnya itu.

"Dia juga udah pergi, Sayang. Kenapa masih kesal?" tanya Mark gemas.

"Nggak. Bisa-bisanya dia rela terbang dari Toronto ke sini cuma buat bilang gitu sama aku. Karena dia mau banget bareng sama kamu!" keluh Haechan.

Mark tersenyum gemas, lalu dengan gemas dia mencubit pipi gembul Haechan, membuat sang korban langsung meringis dan menatapnya dengan kesal.

"Bahkan sampai dia terbang dari surga ke sini, gue nggak akan pernah mau sama dia sama sekali."

"Lo itu terlalu sempurna bagi gue. Itu salah satu alasan sampai gue susah melirik orang lain selain lo, Chan."

"Gue nggak bisa buat lihat yang lain kalau bukan lo."

Haechan bersemu saat mendengarkan penuturan Mark yang begitu lembut dan membuat dirinya langsung terbuai.

Dengan malu-malu pemuda berkulit Tan itu menyantap ice cream nya.

Mark dengan lembut mengusap sisa ice yang terdapat pada ujung bibir Haechan, lalu dia tersenyum tipis dan dengan santai menghisap sisa makanan manis itu pada jempol jarinya.

"Ini baru gue dapat dari samping bibir doang. Gimana kalau misalnya gue makan ice nya langsung dari mulut lo?" tawar Mark.

Haechan dengan malu memukul pergelangan tangan Mark. Dia lupa kalau pemuda beralis camar di hadapannya itu memiliki otak yang lumayan vulgar dan mesum.

"Ish!"

Mark terkekeh kecil, lalu perlahan memperbaiki posisi duduknya.

"Gak lama Univ gue libur panjang-" Mark menjeda ucapannya beberapa saat.

"Mau ke Indonesia bareng gue?" lanjutnya menawar.

"Ha?! Buat apa ke Indonesia?" heran Haechan.

"Katemu sama Mama Papa. Bantu gue berdamai sama kedua orang tua gue. Gue mau minta sesuatu yang penting sama mereka," jawab Mark.

"Kamu manfaatin orang tua kamu?! Gak boleh, Mark. Itu dosa!" peringat Haechan.

Mark menggelengkan kepalanya saat mendengarkan jawaban polos sang kekasih.

"Bisa dibilang iya, sih," jawab Mark santai.

Haechan menatap Mark kesal. Dia tak menyangka kalau kekasihnya itu punya pemikiran demikian.

"Kenapa kamu bilang kayak gitu, sih?! Gak boleh manfaatin orang tua!" pekik Haechan.

Mark dengan lembut mencium pipi kanan Haechan.

"Gak usah banyak mikirin gue sama orang tua gue. Lo juga bisa ketemu sama Mama Papa lo saat di Indonesia nanti," jelas Mark.

Mata Haechan berbinar.

"Ayo!" serunya.

Mark dengan gemas memeluk tubuh Haechan dari samping. Dia benar-benar gemas pada Haechan.

"Gue sayang banget sama lo, Chan. Amat sangat. Dan maaf-"

Mark menjeda ucapannya saat matanya bersitatap dengan Haechan.

"Maaf karena gue pernah bersikap berengsek sama lo cuma karena mau mastiin lo benar-benar sayang sama gue atau enggak," lanjutnya.

Haechan tersenyum kecil, lalu satu kecupan halus dia layangkan pada ujung hidung Mark.

"Semuanya kumaafkan," jawab Haechan lembut.

- 🏛️🏛️🏛️ -

Lost Contact | MarkHyuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang