15. Pernyataan Mengejutkan

49 5 0
                                    

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata, tidak ada unsur kesengajaan."

©Story of 'Waktu dan Takdir' by @IraKarrella

.
.
.
.
.

.

Lalu, untuk apa harapan itu diberikan jika memang setelahnya harus dipaksa kembali melupakan?

***

Baru pertama kalinya Hamzah berada dalam satu ruangan bersama Daffi dan Fian tetapi tidak ada satu kata pun yang niat dia bicarakan. Ia bahkan hanya betah terdiam dengan tatapan ke luar kafe. Pada jalanan yang cukup ramai pagi ini.

Sesekali, Daffi menyahutinya dengan candaan diikuti Fian. Namun, hanya mampu dia balas dengan senyuman. Bukan tanpa sebab. Itu karena hatinya yang masih belum baik-baik saja. Tidak ingin kedua sahabatnya pun mengetahui itu karena gaya bicaranya yang berbeda.

"Dimakan, Zah. Diliatiiinnn aja. Keburu ngambek tuh makanan gara-gara dicuekin!" sahut Daffi setelah menelan makanannya.

Sementara Fian yang berada di samping kiri mengangguk membela Daffi. "Iya, Azah. Lo kenapa sih dari tadi? Sakit? Apa gimana?"

"Nggak papa. Gue aman kok. Kalian aja duluan makan. Gue nyusul," imbuh Hamzah tersenyum tipis sekilas.

"Buset kayak mau pergi kemana aja pake nyusul-nyusul. Padahal mah makan ya tinggal makan," ucap Fian. Hamzah hanya terkekeh pelan.

Lain dengan Daffi yang masih menatap mengintrogasi. Namun, sebisa mungkin Hamzah menghindarinya, karena dia tahu bahwa Daffi yang paling mampu membaca dirinya. Bahwa ketika Hamzah sedang tidak baik-baik saja.

"Zah-"

"Makan, Fii. Nanti makanan lo dingin. Jangan khawatirin gue. Insyaa Allah semua baik-baik aja kok," sela Hamzah saat mengetahui jika Daffi akan bertanya-tanya seputar keadaannya.

Terdengar, Daffi menghembuskan napas pelan.

"Gue makan. Lo makan!" pintanya tegas dan mengubah posisi menjadi menatap lurus ke depan, fokus pada makanannya. Hamzah hanya tersenyum membalas.

Suasana seketika menjadi hening. Daffi dan Fian sibuk menghabiskan makanan mereka. Hamzah pun begitu. Namun, dengan cara menyuap sedikit demi sedikit, lalu diselingi dengan meminum jus alpukat yang dipesannya tadi. Tidak selera. Itu yang Hamzah rasakan.

Sejujurnya, dia tidak lapar sama sekali. Namun, karena Daffi dan Fian yang mengajak makan siang, alhasil Hamzah ikut. Tidak menduga jika akan seperti ini.

Menghela napas, Hamzah kembali teringat pada seseorang yang sudah lebih dari empat hari tidak ditemuinya. Hanifa.

Bagaimana kabar perempuan itu sekarang? Dan ... bagaimana kabar lelaki bernama Zahdan yang Hamzah ketahui adalah seseorang yang telah melamar Hanifa.

Waktu, dan TakdirWhere stories live. Discover now