4. Dia yang Kembali

106 33 52
                                    

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nama tokoh, tempat kejadian, konflik ataupun cerita adalah fiktif. Jika terjadi kesamaan itu adalah kebetulan semata, tidak ada unsur kesengajaan."

©Story of 'Waktu dan Takdir' by @IraKarrella

.
.
.
.
.

.

"Semua masih tentang kamu, yang menjadi semogaku."

***

"Iya udah sampai, Bunda. Ini lagi tunggu Ayah."

Zahdan berada di tengah riuhnya bandara udara Jakarta pada pukul 08.56 hari Minggu pagi ini. Pesawat yang ditumpangi dari Istanbul, Turki, sempurna mendarat sejak beberapa menit lalu. Kini, dia tengah menunggu sang Ayah yang mengatakan akan menjemputnya.

Sesekali, dia menatap sebuah kotak kecil yang sengaja dia simpan di kantong tas ransel miliknya. Zahdan tersenyum. Tidak sabar memberikan itu pada seseorang yang sudah sangat dia rindukan.

"Semoga suka, calon istri..." Zahdan bergumam dengan diri sendiri.

Zahdan Adli Almuzaki. Seorang lelaki yang kini sibuk mengurus S2-nya di Istanbul, Turki, dan kembali lagi seusai menyelesaikan ujian akhir yang dimulai sejak beberapa bulan lalu.

Kepulangannya di Indonesia belum diketahui oleh Hanifa. Rencananya, Zahdan ingin memberikan kejutan. Sekaligus, adanya dia di sini karena memiliki niat baik pada perempuan itu. Sembari menunggu pengumuman untuk kelulusannya.

"Ya Allah, tolong mudahkan urusan hamba, niat baik hamba untuknya." Lagi, Zahdan bergumam sekaligus berdoa untuk apa yang disemogakan.

Hingga, suara klakson mobil tepat di depannya menyadarkan. Dia mengerjap dan menatap seorang perempuan yang notabene adalah Zaina melambai di sana. Zahdan tersenyum.

"Abang!" Dengan cepat, adiknya itu turun dari mobil dan menghampiri. Zahdan pun sigap menyambut Zaina ke dalam dekapannya.

"Abang sehat gak? Kangen bangettt hehe..."

Zahdan tertawa pelan. "Sehat, Alhamdulillah. Lo sendiri gimana? Sehat juga gak? Badan kurus banget perasaan."

"Badan siapa yang kurus?" Zaina seketika mengurai pelukannya, menatap Zahdan dengan tajam. Perlu digaris bawahi, bahwa adik dan Kakak itu hanya mampu akur untuk sesaat.

Sesaat lagi? Pasti dipenuhi dengan ocehan yang datang entah dari Zaina atau Zahdan yang cukup sering membuat sang adik marah.

"Badan si Pus." Zahdan menoleh kanan dan kiri, seperti mencari sesuatu. "Lo kagak ajak dia ye ke sini?"

Pus adalah seekor kucing yang menjadi peliharaan keluarga Aris Zayyan sejak satu tahun lalu. Kucing betina dengan bulu putih itu mungkin adalah hewan kesayangan Saida-Ibu mereka-sekaligus teman setia Zahdan saat bosan berada di rumah.

Waktu, dan TakdirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang