59. Liar

1.1K 104 17
                                    

Samudra sampai dirumahnya. Hari ini papanya tidak menjemputnya, sebab ada urusan kantor yang sama sekali tidak bisa ditinggalnya. Kini ia tengah termenung di kamarnya, memikirkan ucapan Sharra sebelumnya.

Benar memang yang Sharra ucapkan, ia pun merasakan hal yang sama. Selama Jendra tinggal disini, banyak hal buruk yang ia lakukan yang tujuannya agar Jendra pergi dari rumahnya.

Egois rasanya jika sekarang ia meminta Jendra untuk kembali pulang. Rasanya ia tak ada muka lagi untuk bisa bertemu Jendra. Tapi kalau ia tak bisa membawa Jendra kembali kerumahnya, penyesalan tak berujung pasti akan terus menghantuinya.

"Sharra pasti tau banyak soal Jendra, gue harus temuin dia", monolognya yang setelah itu lantas menyambar jaket miliknya dan keluar menuju garasi.

Samudra melirik arloji yang ada ditangannya. Pukul 16.20, jalanan pasti ramai karena berpapasan dengan jam pulang sekolah dan hampir mendekati jam pulang kerja. Akan sangat memakan waktu yang lama jika ia bepergian dengan menggunakan mobil.

Samudra mendekat ke arah motor milik Jendra. Motor miliknya hancur saat kecelakaan itu, dan papanya tak mau lagi membelikannya sebab trauma yang masih ia punya.

Samudra pun sebenarnya takut, mengingat ia sudah lama tidak mengendarai sepeda motor setelah kecelakaan yang menimpanya. Tapi mau bagaimana lagi ? Tak mungkin ia mengendarai mobil disaat kondisi macet seperti sekarang ini. Akhirnya ia memutuskan untuk memakai motor Jendra untuk pergi ke tempat Sharra.

Samudra lupa akan larangan papanya untuk jangan pergi sendirian. Ia terlalu penasaran, hal apa yang sebenarnya tengah Sharra sembunyikan dan juga alasannya.

Ia mengitari jalanan kota untuk pergi ke tempat Sharra. Betul saja, jalanan kota kini nampak sangat ramai. Maklum saja, banyak anak sekolah yang tengah pulang, dan juga beberapa pekerja yang juga selesai dengan jam kerjanya.

Sesekali ia melihat sekitar untuk mengobati kejenuhannya selama diperjalanan. Hingga tak lama ia menangkap eksistensi seseorang yang nampak tak asing baginya.

Samudra memicingkan matanya, berniat memperjelas penglihatannya, memastikan bahwa ia tak salah lihat sekarang.

"Yakin nih gue ngga salah liat ?", monolognya.

Terlalu fokus pada hal yang ia lihat, membuat Samudra tak sadar jika kini jalanan sudah melenggang. Para pengendara yang berada di belakang Samudra tak sabaran, mereka lantas membunyikan klakson secara berulang hingga akhirnya Samudra kembali sadar.

"Buset, gak sabaran banget", lirihnya, ia lantas melanjutkan perjalanannya menuju ke rumah Sharra. Ada banyak hal yang akan ia bicarakan, termasuk pada Noah juga.

Setelah beberapa saat berkendara, tak lama ia sampai di rumah Sharra. Rumah itu nampak sepi, meskipun didepannya terparkir beberapa mobil yang dapat ia ketahui semua itu pasti milik Sharra.

Ia membunyikan bel dan beberapa saat kemudian muncul salah satu pekerja di rumah itu. Ia menanyakan soal keberadaan Sharra, namun mereka bilang Sharra belum pulang. Ia lantas menanyakan keberadaan Noah, karena ia pun ada urusan dengan Noah. Tapi sama saja, ternyata keduanya tak ada dirumah itu.

Samudra pun lantas pamit sebab tak ada lagi yang bisa ia lakukan disana.

"Gue ngga tau apa yang lo sembunyiin dari gue soal Jendra Sha. Tapi liat sikap lo tadi gue makin yakin kalo apa yang lo sembunyiin itu bukan hal yang baik. Lo nutupin sampe segitunya padahal lo bukan siapa-siapanya", desis Samudra yang lantas beranjak dari kediaman Sharra dan berlanjut untuk mencari Rajendra. Ia tau mungkin usahanya sia-sia, tapi apa salahnya mencoba ?
____________________

Disisi lain, Hasbi baru saja sampai dirumahnya, tentu tanpa kedua adiknya. Hari ini ia ada les, jadilah ia pulang lebih lambat dari yang seharusnya. Biasanya saat ia les seperti ini, ia akan menyerahkan kunci mobilnya ke Rei agar mereka gunakan untuk pulang. Baru nanti setelah les ia pulang dengan ojek online.

Is It Home ? Where stories live. Discover now