58. Identical

926 97 26
                                    

Hasbi sampai disekolah sendirian, ia tak tau bagaimana sekarang keadaan kedua adiknya. Ia masih dikuasai emosi, jadi yang ia pikirkan sekarang hanyalah dirinya sendiri.

Ia melangkah masuk kedalam sekolahnya. Tak ada yang spesial, seperti hari-hari biasanya. Ia lihat Samudra yang juga baru berangkat dan tengah menuju kelasnya, ia lantas melebarkan langkahnya untuk mendekat ke arah Samudra.

"Sam", panggilnya.

"Eh bi ? Tumbenan lo sendiri ? Tuyul-tuyul lo mana ?", tanyanya saat melihat Hasbi yang tengah berjalan sendirian.

"Ada", jawab Hasbi sekenanya yang lantas diangguki oleh Samudra.

"Tumbenan lo udah berangkat, biasanya mepet banget sama bel ?", tanyanya pada Samudra.

"Gue niatnya mau ketemu Sharra, ada yang mau gue tanyain ke dia, soal Jendra. Semalem gue gelisah banget rasanya, papa juga. Gue mau nanya Sharra siapa tau dia ada info soal Jendra", terang Samudra.

"Oh, terus kata Sharra gimana ?", tanyanya pada Samudra.

"Belum, udah gue tungguin lama tapi Sharra ngga dateng-dateng", terangnya.

"Hah, masa belom dateng ?", Hasbi lantas melirik jam tangannya.

"Udah mepet banget ini, apa ngga telat itu Noah nya ?", tanya Hasbi.

"Ngga tau deh, tapi dari tadi gue ngga ada liat mobilnya Sharra. Gue malu nunggu didepan yaudah gue masuk aja, kaya orang ilang njir didepan", keluh Samudra.

"Aneh, apa Noah sakit lagi ? Tapi kayanya ngga mungkin deh. Sok banget lo, biasanya juga tebar pesona", cicit Hasbi.

"Ya bisa aja, dia juga baru sembuh. Atau ada urusan lain kan kita gatau. Mana ada njir, gue setia gini", bantah Samudra.

"Coba ntar liat Noah berangkat ngga, kalo iya berarti emang dia lagi ada urusan pribadi. Kalo Noah juga ngga berangkat, ya kita mesti mastiin lagi. Noah adeknya Jevariel, at least kita juga harus bantu karena Jevariel temen kita.

Iya sih lo setia, setiap tikungan ada", ucap Hasbi yang lantas merangkul Samudra untuk masuk ke dalam kelas. Samudra yang tak siap pun kesannya sedikit terseret karena langkah Hasbi yang lebih lebar darinya.
________________________________

Waktu istirahat, Hasbi dan Samudra sengaja memutar jalan mereka menuju kantin agar bisa melihat ke arah kelas Noah. Mereka tak menemukam eksistensi Noah, tapi dapat mereka lihat jika tak ada bangku kosong dikelas itu.

"Ngga ada sih, tapi semua kursi ada tasnya kok, kayanya dia berangkat", tebak Samudra yang lantas ia utarakan pada Hasbi.

Keduanya pun lantas melanjutkan langkahnya menuju kantin. Tak sengaja keduanya berpapasan dengan Rei. Hasbi lihat Rei yang nampak lain dari biasanya. Kondisi seragamnya yang tak rapi, wajah datar, serta dapat ia lihat rambut Rei yang sedikit basah.

"Buset, adek lo kacau gitu, abis olahraga dia ?", ucap Samudra yang juga menangkap eksistensi Rei disekitar sana. Hasbi hanya mengendikkan bahunya tanda tak tau.

"Ajakin sekalian deh bi adek lo, kaya cape banget dia. Biar ga berdua doang kita, ngeri fitnah", ucap Samudra diikuti kekehan kecil setelahnya, belum sempat Hasbi menolak, Samudra lebih dulu memanggil Rei. Rei yang merasa dipanggilpun lantas mendekat ke arah mereka.

"Iya bang ? Kenapa ?", tanyanya pada Samudra.

"Ayo kantin, abang lo yang bayarin", Rei sama sekali tak melihat ke arah Hasbi. Ia selalu menghindar kontak mata dengannya.

"Rei masih kenyang bang, baru tadi sarapan dibuatin bunda", tolaknya pada Samudra.

"Udah ayo aja, daripada nanti kita cuma berdua, gue sih menghindari fitnah ya", ucap Samudra.

Is It Home ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang