13. Truth Untold

1.2K 126 2
                                    

Dua minggu berlalu dan kini hari pengumpulan karya untuk partisipan artfair. Noah tengah menunggu seseorang di depan kelasnya. Rei, ia menunggu Rei. Rei yang menawarkan diri untuk ikut saat artfair tiba.

Cukup lama menunggu hingga akhirnya ia mendapati sosok Rei yang tengah berjalan ke arahnya. Rei datang dengan buku ditangannya yang sudah dapat Noah tebak bahwa itu adalah ringkasan materi untuknya.

"Nunggu lama ya ? Sorry, semalem gue belum beres nyusun soal-soal buat lo, jadi gue selesain tadi", ucap Rei saat sampai dihadapan Noah.

"Ngga juga, lo ga perlu seeffort itu Rei, lo cuma tutor, tugas lo cuma ngajarin, outputnya gimana nanti itu udah di luar kehendak lo", ucap Noah.

"Udah gapapa, gue seneng kok nglakuinnya. Gue tau setiap nilai lo jelek atau turun lo pasti dapet hukuman dari ayah lo kan ? Gue gamau hal itu terjadi, mau gimanapun lo temen gue. Setidaknya hal ini bisa bikin lo berhenti dapet kekerasan itu", tutur Rei pada Noah. Rei berucap demikian setelah memastikan bahwa tak ada orang lain yang mendengarnya.

"Ada bang Jev sekarang", ucap Noah.

"Gue tau, tapi emang gue sebagai temen ga boleh nolong lo ya ?", tanya Rei.

"Boleh, cuma--", ucapan Noah terpotong karena Rei yang lebih dulu berucap.

"Udah, gausah dibahas lagi. Ayo, artfairnya jam 2 ini udah jam 1, jemputan dari sekolah pasti udah siap", ajaknya pada Noah.

Keduanya lantas bergegas menuju lobi sekolah, tak sengaja mata Rei menangkap eksistensi Tian yang berada tak jauh di depannya.

"Tian !!", yang dipanggil pun menoleh.

"Ayo mau ikut ngga ? Kayanya kalo satu lagi masih bisa, ayo ikut nganter Noah ke artfair", ajak Rei pada Tian. Namun hanya dibalas tatapan sinis oleh Tian.

"Ngga ah, males gue", ucapnya lantas berlalu meninggalkan keduanya. Rei hanya menatap heran pada Tian yang semakin jauh.

"Tian kenapa ya ? Dia lagi ada masalah kah ?", monolognya.

"Rei, lo ngrasa ngga sih kalo Tian makin ngejauhin lo ? Lo percaya ngga kalo gue bilang dia ngomongin lo dibelakang ?", tanya Noah pada Rei yang masih menatap perginya Tian.

"Ngga ah, dia kayanya cuma lagi ada masalah. Ngga mungkin lah, dia temen gue dari SMP, waktu kesini pun temen dia cuma gue, ga mungkin sih. Tian baik kok", ucap Rei yakin.

"Terserah lo sih, tapi jangan percaya seratus persen gitu sama orang, temen juga punya temen Rei", ucap Noah.

"Hm, berarti termasuk ke lo juga kan ?", ucap Rei yang diiringi dengan kekehannya.

"Sialan lo", setelah itu keduanya lantas melanjutkan langkahnya menuju lobi sekolah dan benar saja ternyata jemputan untuk keduanya telah siap. Mereka pun lantas bersiap untuk pergi ke artfair.

Tak lama mereka sampai ditempat, ramai orang disana, dan dapat ia lihat ada banyak karya-karya yang sudah terpasang disana. Noah cukup insecure melihat karya partisipan lainnya.

"Mereka keren-keren ya, gue jadi minder", ucap Noah tiba-tiba.

"Iya, tapi punya lo ga kalah keren kok. Punya lo bagus banget", puji Rei pada Noah yang nampak mulai tidak percaya diri. Tak lama mereka dipanggil oleh pendamping mereka, diberikan arahan tentang bagaimana jalannya artfair nanti.

Juri dari seniman-seniman ternama akan  menilai dan mengamati karya dari setiap partisipan. Karya dari setiap partisipan akan dipajang selama artfair berlangsung yang artinya karya-karya mereka akan dipajang ditempat ini selama seminggu. Karya terbaik menurut para juri akan dibawa ketempat semacam museum milik para seniman tersebut.

Is It Home ? Where stories live. Discover now