32. Antagonism

1.2K 115 5
                                    

Jevariel dan Hasbi datang terburu-buru ke rumah sakit setelah mendapat kabar dari Rajendra mengenai kondisi Samudra. Keduanya sangat panik, Hasbi yang saat itu tengah bersiap untuk tidur pun buru-buru pergi karena Jendra yang membutuhkan bantuan mereka.

Sebenarnya Jendra tak ingin lagi merepotkan keduanya, apalagi ia tau siang tadi mereka juga baru saja mendapat luka karena berkelahi dengan Langit. Tapi tak ada lagi yang bisa ia mintai tolong untuk datang membantunya. Kondisi dirinya sendiri juga tidak memungkinkan untuk menangani masalah ini sendiri.

Keduanya langsung menuju ke UGD, tempat Jendra dan papanya berada. Kini keduanya sama-sama tengah terbaring di brankar dengan papanya yang masih belum bangun. Kaki Rajendra yang memang belum sembuh, kembali cedera karena terjatuh tadi. Walaupun tak parah lagi, tetapi akan memberi rasa sakit pada Jendra jika ia memaksa untuk banyak bergerak.

"Jendra", panggil Jevariel saat setelah menemukan Jendra dan Papanya.

"Gimana keadaan Samudra ? Papa lo ? Lo juga kenapa ikut baring disini ?", tanya Jevariel sambil menetralkan deru napas yang sebelumnya sempat berpacu dengan cepat.

"Gue ngga tau, papa pingsan tadi gue coba nahan tapi ngga bisa, kaki gue jadi cedera lagi karna jatoh tadi", terang Jevariel.

"Tapi papa lo ngga papa kan ? Kaki lo juga ngga parah kan ?", sahut Hasbi yang kini tengah mendekat ke arah keduanya.

"Papa shocked tadi, terus pingsan, tapi sampe sekarang belum bangun. Dokter bilang sih gapapa, ini karna kaget sama emang belum makan dari pagi aja. Gue juga ngga papa, cuma ngilu dikit aja, masih bisa nahan", terang Rajendra yang lantas diangguki keduanya.

"Emang sebelumnya Samudra kenapa Jen ?", tanya Jevariel. 

"Gue ngga tau Jev. Gue sama papa nunggu diluar, tiba-tiba aja alat yang didalem bunyi nyaring banget. Papa langsung lari manggil dokter, ngga lama mereka dateng. Di luar papa masih mondar-mandir, gue maklum karena beliau pasti panik, gue minta buat duduk aja, baru jalan berapa langkah buat duduk, tiba-tiba papa pingsan. Gue yang ngga siap jadi ketimpa papa juga", mendengar penuturan dari Jendra mereka ikut khawatir.

"Bi, lo jagain mereka dulu ya ? Biar gue susulin ke tempat Samudra dulu, biar tau keadaannya", Hasbi pun mengangguk, setelah itu Jevariel lantas beranjak menuju tempat sebelumnya Samudra berada.

Ia mulai curiga saat ada beberapa perawat yang masuk kedalam ruangan itu dengan kain-kain yang ada ditangan mereka. Ia lantas mempercepat langkahnya agar segera sampai diruangan itu.

Jevariel begitu kaget melihat ruangan itu kosong dengan banyak alat yang sebelumnya menopang Samudra terlepas disana. Juga beberapa perawat yang tengah menggantikan kain serta sprei yang ada disana.

Terlalu panik karena tidak menemukan keberadaan Samudra, membuat Jevariel tak mampu berpikir jernih. Ia bahkan tak terpikir untuk bertanya pada perawat. Ia lantas kembali menuju IGD, menemui Jendra dan Hasbi.

Ia berjalan dengan terburu-buru, pikirannya benar-benar kacau, ia tengah membayangkan hal yang tidak-tidak sekarang.

"Kok udah balik Jev ? Samudra gimana ?", tanya Hasbi setelah melihat Jevariel yang datang berlari ke arah mereka.

"Samudra ngga ada", jawab Jevariel terputus.

"Hah maksud lo ?", ucap Hasbi dan Jendra bebarengan.

"Nggak, nggak, lo bohong kan ?", ucap Jendra yang tidak percaya. Jevariel yang menyadari ucapannya ambigu pun buru-buru meralatnya.

"Ah, sorry bukan itu. Samudra ngga ada diruangannya, cuma ada perawat yang lagi sterilin ruangannya", ucap Jevariel.

"Lo udah tanya perawatnya ?", ucapan Hasbi membuat Jevariel tersadar dari rasa paniknya.

Is It Home ? Where stories live. Discover now