24. Chaos

1.4K 157 32
                                    

⚠︎


Sudah hampir seminggu sejak hari pengumuman UAS, sudah hampir seminggu juga Rei menutup diri dari orang-orang disekitarnya. Termasuk pada Hasbi juga. Terpaksa rencana liburan yang Hasbi dan Juna rencanakan diundur.

Hasbi merasa ada yang janggal. Rei menjadi lebih tertutup setelah ia masuk ke ruang kerja ayahnya saat itu. Hasbi menduga ada hal yang tidak beres disini. Rei jarang terlihat keluar kamar, bahkan saat makan bersama pun Rei tidak ikut.

Hasbi berniat mendatangi Rei kali ini. Lagi, karena sebelumnya ia sudah mencoba namun selalu tak ada jawaban dari Rei. Ia saat itu hanya berpikir bahwa Rei butuh ruang karena kejadian di hari pengumuman itu.

Tapi ini kelewat lama, Hasbi tentu khawatir. Hari ini ia sama sekali belum melihat Rei yang keluar dari kamar. Walaupun hari sebelumnya juga jarang, tapi Hasbi masih beberapa kali mendapati Rei yang pergi ke dapur atau sekedar ke kamar mandi. Meskipun ia dan Rei sama sekali tidak bertegur sapa.

Hasbi mengetuk pintu kamar Rei, tidak ada jawaban. Ia panggil beberapa kali, namun masih tak ada jawaban dari Rei. Ia berniat mendobrak pintu kamar Rei, namun saat ia coba putar knop pintu kamar Rei, pintu itu tidak terkunci.

Sorry Rei, gue lancang, tapi gue beneran khawatir, gumamnya dalam hati sambil membuka pintu kamar Rei.

Begitu masuk, ia mendapati kamar Rei yang gelap dengan sumber pencahayaan hanya dari lampu belajar dan Rei yang tengah meringkuk di ranjang nya dengan selimut yang menutup tubuhnya secara keseluruhan. Pandangan Hasbi beralih pada meja belajar Rei. Ada beberapa buku yang terbuka dan juga beberapa kertas yang berserakan.

"Summer course, intensif scientic class, internasional science olympiads", gumam Hasbi membaca beberapa tulisan yang ada di meja belajar Rei.

"Gila masih aja ambis, udah liburan juga, Rei !!", panggilnya sambil berjalan ke arah ranjang yang tengah Rei tempati. Hasbi kembali memanggil Rei, namun Rei masih tak bergeming. Ia lantas menggoyangkan badan Rei, beberapa kali, tapi Rei masih belum juga bangun.

Hasbi mulai panik dengan tergesa ia menarik selimut Rei dan membuangnya ke sembarang arah. Kini nampak Rei yang tengah meringkuk dengan kedua matanya yang terpejam. Hasbi melihat ke arah wajah Rei, kacau. Bibirnya pucat, nampak lingkaran hitam dengan jelas di kantung matanya.

"Rei !!", panggil nya lagi dengan menggoyangkan tubuh Rei.

Kali ini kulitnya bersentuhan langsung dengan milik Rei. Dingin, ia merasakan kulit Rei yang dingin. Ia masih terus memanggilnya Rei, namun Rei sama sekali tak bergeming. Ia merasa ada yang tak beres, ia lantas turun dan memberi tahu bundanya.
______________________

Diwaktu yang sama, Samudra tengah bersiap untuk skating. Hari ini ia ada lomba. Ia sudah bersiap dari pagi dan kini ia tengah turun untuk menemui papa nya.

"Pa, ayo anterin Samudra. Hari ini Samudra ada lomba, papa bisa kan ?", ajak Samudra pada papa nya. Akhir-akhir ini papanya selalu sibuk di kantor, jadi ia juga baru bisa memberi tahu soal perlombaannya sekarang.

"Loh, hari ini ?", tanya papanya memastikan.

"Iya pa, Samudra baru bisa ngasih tau papa sekarang. Papa kan dari kemaren jarang pulang", ucap Samudra.

"Ah iya sih. Kalo kamu sendiri dulu gimana ? Hari ini Jendra ada kontrol sama terapi buat kakinya, kamu sendiri dulu ya dianter sopir.  Kalo ngga ajak temenmu yang lain", pinta papanya.

"Pa tapi kan papa udah lama ga nemenin Samudra. Ini Samudra mau lomba loh pa, masa papa gamau nonton ?", protes Samudra.

"Bukannya gamau, tapi papa gabisa. Kasian kan kalo sampe Jendra kontrol sendiri ? Papa ga tega biarin dia pergi sendiri", tolak papanya.

Is It Home ? Where stories live. Discover now