55. Tension

959 89 41
                                    

Hari-hari berlalu, kini kondisi Noah semakin membaik. Lusa ia sudah diperbolehkan pulang. Dan lusa itu juga, nantinya Jevariel akan pergi.

Pada awalnya, keluarga mendiang mamanya Jevariel memintanya pergi setelah Noah sadar, tapi setelah mempertimbangkan beberapa hal, akhirnya mereka mengizinkan Jevariel untuk menemani Noah sampai nantinya ia keluar dari rumah sakit.

Kini keduanya tengah berada di ruangan yang sama, di ruang rawat inap Noah, tanpa Sharra diantara mereka. Sharra pamit untuk pergi sebentar karena ada satu hal mendesak. Jevariel tak tau itu apa karena Sharra yang tidak memberi tahunya. Sharra hanya bilang bahwa ini urusannya, dan ia takkan pergi lama.

"Bosen juga ya di ruangan yang sama terus, lo ngga mau kemana gitu ?", tanya Jevariel.

"Mau kemana ? Paling juga cuma bisa ke taman kan ? Kemaren udah dianter kak Sharra ke sana, gue gamau lagi. Ngga menarik", keluh Noah.

"Iya juga. Oiya, gue belum jadi ngajak lo ke makam mama. Kalo sekarang kesorean ngga ya pulangnya ?", Jevariel melirik arlojinya. Pukul 15.30, jarak rumah sakit dan makam mamanya lumayan jauh, takut jika nantinya ia terlalu larut pulangnya.

"Jauh emang ?", tanya Noah.

"Lumayan, 45 menitan lah", balas Jevariel.

"Ayo aja, gue juga pengen liat rumahnya tante cantik", ucapan Noah yang lantas membuat Jevariel menoleh.

"Tante cantik ?", tanya Jevariel yang tak paham, Noah pun mengangguk.

"Iya, mama lo kan cantik, makanya gue panggil tante cantik", ucap Noah.

"Lo beneran ketemu mama gue ?", tanya Jevariel yang tak percaya, Noah mengangguk.

"Curang, kenapa pas gue tidur panjang waktu itu mama ngga nemuin gue ? ", ucap Jevariel dengan muka masam yang ia buat-buat.

"Bagus dong, artinya emang belum saatnya lo pulang", balas Noah.

"Iya sih, tapi kan. Masa gue anaknya malah lo yang ditemuin duluan", ucap Jevariel lagi.

"Aneh banget sih lo, masa iri sama orang sekarat. Kalo gue ketemu mama lo artinya itu gue udah ada di batas hidup mati gue anjir, bodoh banget", umpat Noah pada Jevariel.

"Iya sih, tapi ya ngga usah pake ngatain. Gue abang lo kalo lo lupa", balas Jevariel.

"Gue lupa sih sebenernya. Gue adeknya kak Sharra deh, bukan lo", ucapan Noah lantas lmembuat Jevariel melirik tajam ke arahnya.

"Yaudah sana jadi adeknya Sharra, gue tinggal pergi ntar", balas Jevariel.

"Mau jadi adek lo atau ngga tetep akhirnya lo ninggalin gue pergi kan ?", ucapan Noah sukses membuat Jevariel terdiam.

"Iya juga. Yaudah ini gimana ? Lo tetep mau ikut ?", tanya Jevariel.

"Boleh keluar sama dokternya ?", tanya Noah.

"Boleh aja, tinggal kabur apa susahnya", ucap Jevariel sembrono.

"Ck, ngawur banget", ucap Noah.

"Engga-engga, boleh kok. Gue udah bilang kemaren. Ayo kalo emang mau sekarang, biar ngga kemaleman juga. Harusnya sih nunggu lo keluar rumah sakit dulu, tapi ya lo tau sendiri kan ?

Ayo deh, bisa jalan kan?", tanyanya yang nampak meledek Noah.

Pasalnya ada luka dikaki Noah akibat dari kecelakaan itu karena terjepit saat kejadian. Memang sudah membaik, tapi Noah masih belum bisa berjalan dengan tegak seperti sebelumnya.

"Ngledek banget anjir", protes Noah.

"Hehe, yaudah ayo. Gue bantu, pake jaket lo, ntar lo makin sakit", ucap Jevariel lagi yang lantas mendapat lirikan dari Noah.

Is It Home ? Where stories live. Discover now