HABROMANIA 2/39: Shoji's Last Message.

529 38 5
                                    

Dua hari setelahnya, ketika langit mulai cerah, sesuai perintah dari pemimpin Kishi Kaisei itu, Oda pergi untuk menemui Tuan Iraida yang kini menjabati posisi sebagai pemimpin di Kyoka Suigetsu. Namun, tanpa sepengetahuan Akihito, Keisuke yang mengaku mendapatkan perintah yang sama pun ikut pergi bersama Oda di mobil yang sama.

Oda sama sekali tak curiga kenapa Keisuke ikut, namun karena anak itu bilang Akihito menyuruhnya, dia hanya membiarkan Keisuke pergi bersamanya.

Keisuke Keitaro mendudukkan dirinya di kursi samping pengemudi, sementara Oda yang akan mengendalikan banteng besi itu di jalanan. Mobil pun mulai bergerak, keluar dari garasi hingga melepaskan diri ke jalan. Karena suasana yang sunyi, Keisuke pun memutar lagu.

"Maksudku, tumben sekali kau mau pergi. Bagaimana dengan Tuan Muda? Bukankah kau tak mau meninggalkannya?" Tanya Oda yang sedari tadi penasaran tentang kepergian Keisuke.

Keisuke bersandar pada kursinya, ia bergumam-gumam mendengar lagu bertemakan metal dan rock, "Ichi sedang bersama kak Hansuke, mereka bermain puzzle raksasa bersama dan dia terlihat begitu senang dengan mainan itu, sampai-sampai saat aku mengatakan akan pergi, dia tak ragu sama sekali untuk bilang 'iya' jadi di sinilah aku."

"Lagipula, dia bersama kakak, dan aku telah menyuruh Ryoma, Genta dan beberapa yang lain untuk mengawasinya. Pun kita tak akan lama, 'kan?" Sambung Keisuke.

"Tergantung, seberapa lama perbincangan kita nanti, kita tak hanya akan pergi ke tempat Iraida, namun juga ke kediaman Tuan Rinamoto. Kemarin ia begitu syok, jadi Tuan Masashi tak bisa menanyakan satu-dua hal tentang kondisinya" jelas Oda yang menghela nafas kasar sambil menggeleng-gelengkan kepala, mengingat kejadian malam itu yang tak pernah ia bayangkan.

"Lagipula, kenapa Tuan Masashi mengadakan perjamuan malam itu? Begitu mendadak..."

"Masa kau tak tau? Well aku juga baru tau kalau-"

Oda langsung menutup mulutnya menggunakan tangan dengan keras, nyaris seperti menampar dirinya, bahkan membuat Keisuke terkaget karena kelakuannya itu. Dia baru saja akan mengatakan kalau jamuan itu diadakan untuk mengumumkan kehamilan Hansuke, yang mengandung anak Akihito. Dia akan dihabisi oleh Akihito jika dia sempat mengatakannya tadi.

"Kau kenapa?! Apa yang mau kau katakan?!" Keisuke sudah begitu penasaran.

"Tadi ada lalat mau masuk ke mulutku, jadi aku menutupnya. Maksudku, yang mau ku katakan adalah... aku juga baru tau kalau Tuan Masashi mengadakan jamuan itu untuk mempererat relasi dan ikatan kebersamaan di sindikat Yokohama. Jadi.. Ya begitu lah..." Ucap Oda yang berkeringat karena mencari kata-kata lain agat tak membuat Keisuke curiga.

"Oh, begitu ternyata."

"Iya.. Begitu...."

Mereka pun tak saling bicara satu sama lain, melainkan saling terhibur dengan atmosfer yang sama akibat lagu bergenre metal dan rock kesukaan Keisuke. Mobil pun melaju denfan kecepatan rata-rata saat keluar dari perumahan, dan menyusuri jalanan siang yang ramai dengan masyarakat.

Tak berselang lama, mobil hitam yang membawa Oda dan Keisuke itu tiba di sebuah gerbang utama kediaman Shoji yang tampak sunyi.

"Ini tempatnya?" Tanya Keisuke.

Oda pun mengangguk, "Ini kediaman pribadi mendiang Tadashi, dan tempat ini dijadikan markas utama Kyoka Suigetsu. Namun, sekarang jatuh di tangan Iraida."

Pintu gerbang pun terbuka, dan di sana penjaga melihat ke arah kaca jendela yang Oda turunkan, "Iraida sedang di rumah" Tanya Oda.

Penjaga itu mengangguk, "Tuan Iraida ada di rumah..."

"Baiklah."

Oda pun menjalankan mobilnya hingga masuk ke halaman depan kediamannya itu. Keisuke begitu takut melihat rumah model Jepang yang sudah banyak dilupakan oleh kebanyakan masyarakat. Gaya kediaman itu benar menunjukkan jati diri Jepang, dengan kolam ikan koi, bambu-bambu yang tumbuh secara rapi, bahkan ada penghitung waktu yang terbuat dari bambu dan air.

Habromania (BXB)Where stories live. Discover now