HABROMANIA 1/4: An Irony Within an Irony.

1.8K 114 7
                                    

KEISUKE KEITARO
POV

"Sial! Mereka cepat sekali!" Teriak Enmei yang melaju di sampingku.

Aku terus mengebut, tapi sialnya lagi, aku tak pernah menyangka mobil yang mengejar kali lebih cepat. Salah satunya melaju sedikit di depanku, dan tiba-tiba saja ia membanting setir ke arah kanan.

Aku tak sempat mengerem. Mobil itu menyenggol ban depanku, dan begitu saja aku melayang jauh ke depan bersama motorku. Aku terguling dan terjatuh di jalanan dengan begitu keras.

"Kau mau kabur, nak?" Seseorang menghampiriku. Aku langsung bangun dan melayangkan pukulanku saat orang itu semakin mendekat.

Tapi, dia lebih cepat dari dugaanku. Dia berhasil memegangi tanganku.

"Tidak ada tempat bagimu di dunia ini untuk sembunyi" sambungnya lagi.

"Kau dan orang-orangmu!" Aku mencoba untuk menendangnya, tapi lagi-lagi dia berhasil menahan kakiku dan menjatuhkanku ke tanah.

Tak ada cara lain! Aku harus menggunakannya di saat-saat seperti ini. Awalnya aku membawanya hanya untuk berjaga-jaga jika geng lain menyerang, tapi sekarang sekelompok gangster dewasa!

Aku bangun dan mengenai perut pria itu dengan kepalaku. Saat ia lengah sedikit, aku langsung mengeluarkan pisauku dan menyerangnya.

"Eh, anak kecil membawa senjata ke sekolah? Kau sungguh cari masalah, ya?"

Aku menyerangnya beberapa kali, tapi yang ia lakukan hanya menghindar dan menangkis seranganku. Terakhir, dengan kakinya ia melayangkan pisauku ke arah lain.

"Aku tak mengerti kenapa kau melawan-"

"Karna kalian akan menghabisi ku, 'kan?!" Aku mundur beberapa langkah.

"Untuk apa kami menghabisimu, nak?"

Sial. Dengan aku berkata seperti itu, maka dia dan orang-orangnya benar. Aku langsung melepaskan helmku dan melemparnya ke wajah orang itu, laku berlari menjauhinya.

Dia tak akan bisa mengejarku, dia dan kaki tuanya!

"Bermimpilah untuk mendapatkanku, pak tu-"






DOR











Aku tak bisa melihat apa-apa. Wajahku ditutup dengan karung. Tapi aku tau, setelah mereka menangkapku, aku dibawa dengan mobil mereka. Hanya saja aku tak tau aku dikemanakan. Dari tadi, aku memilih untuk diam dan menahan sakit di bahu kananku.

Tiba-tiba aku mendengar suara telpon, dan seseorang mengangkatnya.

"Iya, Hans?"

"Iya."

"Ke rumah sakit, Hans?"

"Oh, baik."

Panggilan itu selesai. Apa aku akan dibawa ke rumah sakit?

"Kita tak ke rumah sakit. Hans bilang, Bos akan kembali ke mansion."

Habromania (BXB)Where stories live. Discover now