HABROMANIA 1/19: The Secret Behind the Rain.

840 62 3
                                    

Hansuke POV

Waktu itu, setelah kembali dari dari rumah sakit bersama Jun. Dia mengatakan seusuatu padaku.

"Hey, kau tau, aku mencintaimu sejak lama."

"A-apa?"

Jun mengangguk, "Aku mencintaimu. Tapi, saat ku perhatikan lagi, kau punya perasaan pada Aki, aku benar?"

Dia tau aku mencintai Aki? Bagaimana bisa? Aku tak pernah mengatakannya pada siapapun.
"Bagaimana kau tau, Jun?"

"Bukankah itu terlihat dengan jelas? Aku tau bagaimana tatapan orang jatuh cinta, dan aku melihat hal itu dari matamu saat berhadapan dengan Aki.."

Jun meraih pipiku, "Aku ini tak punya hak apapun padamu, jadi jika kau mencintai Aki, aku akan merelakannya."

Ku tundukkan kepalaku, "Aki tak mungkin punya perasaan yang sama denganku. Mana mungkin dia mencintaiku. Dia bilang, dia melakukan semua itu karena dia pikir aku adalah seorang beta... Dan dia mengecualikanku karna aku adalah omega yang tak punya rahim..."

"Sekarang kau punya rahim, itu bisa membantumu. Kau bisa tau apakah Aki benar-benar tak punya perasaan padamu atau tidak."

Aku kembali melihat Jun yang tersenyum jahil, "Bagaimana?"

"Setelah sampai, kemasi barang-barangmu. Kau akan tinggal sementara waktu di rumahku. Aku akan mengatakan apapun untuk membuatnya jengkel, dan kita harus memberitahu padanya kalau kau akan punya rahim.."

"Tidak.. Aku tak ingin dia tau..."

"Percaya padaku. Dia pasti melepaskanmu saat tau kau punya rahim, makanya kau harus ikut denganku dulu."

Aku bingung sekali, "Lalu?"

"Aku yakin, dia akan datang padamu untuk membawamu kembali bersamanya. Dengan begitu, itu artinya..."

"Aki punya perasaan padaku....?"

Jun mengangguk, dan itulah yang kami rencanakan. Aku telah tinggal di kediaman Noboru selama 5 hari, sebenarnya aku mulai gelisah karna Aki tak kunjung datang. Tiba-tiba sebuah surat datang, dan surat itu mengancam hidup Jun. Surat itu memintanya agar memberikan diriku kembali pada Akihito.

Dia datang ke kediaman Jun, dan membawaku pergi dari tempat itu. Ku dengar juga, sebagai ganti dari surat itu, dia telah memberikan kasino terbesarnya pada sekutu di Yokohama.

Dia melakukan itu untuk mendapatkanku kembali..

Kami tak langsung pulang, Akihito mampir ke suatu tempat dan meminta Oda memberikan sebuah map berisikan surat pada seseorang. Setelahnya, kami baru kembali ke kediaman Masashi. Di perjalanan, tak ada yang bicara. Tidak aku, Aki atau pun Oda. Hanya suara musik tahun 90-an yang diputar.

Hujan tiba-tiba turun dengan deras, semakin membuat suasana di dalam mobil begitu tegang. Aku hanya melirik Aki sesekali, namun dia sendiri hanya terpaku melihat jalanan. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini, namun dia tak melepaskan tanganku sejak tadi.

Sesampainya kami di rumah, Akihito tak menunggu payung untuk menuntunnya. Dia keluar tiba-tiba dan membukakan pintuku. Dia menarikku keluar dan berjalan masuk ke rumah dengan tubuh yang basah.

Habromania (BXB)Where stories live. Discover now