HABROMANIA 2/27: Sorry For Everything.

784 55 3
                                    

Makan malam untuk Ichiro tiba dengan cepat, begitu saja Keisuke dengan senang hati menyuapi Ichiro makan malamnya yang tampak sangat sehat. Cocok untuk seorang yang sedang sakit dan dalam masa pemulihan.

"Keisuke... Katakan lagi bagaimana kak Shoji meninggal dunia..." Pinta Ichiro di sela-sela kegiatan mengunyahnya. Dia mengambil segelas air lalu meminum sekali teguk untuk kembali melanjutkan sesuap sendok dari Keisuke lagi.

Keisuke menghela, dia sesungguhnya malas untuk membahas orang yang sudah tiada, terlebih itu adalah Shoji, orang yang tak disukai olehnya sejak awal mereka berjumpa di rumah sakit yang sama, dan di kamar yang sama pula, "Tadashi tertabrak oleh truk besar, truk pengangkut bahan bakar yang saat itu akan di kirimkan ke pom bensin di dekat jalan bagian selatan."

"Kabar yang ku dapatkan, mobilnya sampai terseret sekitar 5 sampai 10 meter lebih akibat kecepatan tinggi dari truk itu. Tadashi tak sempat di bawa ke rumah sakit, dia meninggal di tempat terjadi kecelakaan" cerita Keisuke sambil menyuapi Ichiro lagi.

"Sayang sekali... Padahal aku ingin ikut ke prosesi pemakamannya, tapi mau bagaimana lagi..."

"Kau sedih?"

Ichiro mengangguk pelan, "Karena... Aku kenal kak Shoji sejak lama, sejak aku kecil. Ya meskipun dia begitu terlalu menjagaku dari orang lain. Aku sedih harus kehilangannya..."

Keisuke hanya diam sembari menggumpalkan makanan untuk Ichiro, lalu kembali menyuapinya.

"Ya, tapi aku tak mau kau harus sedih seperti itu. Kalau kau sedih, lalu kapan kau mau sembuh?" Komentar Keisuke.

"Baiklah..."

Tentu saja Keisuke tak suka jika Ichiro harus menyedihi dan merasa kehilangan atas kematian Shoji, sebab orang itulah yang ada dibalik peristiwa malam itu yang menimpa Ichiro.

Lalu, pintu ruangan diketuk dari luar, membuat Ichiro menoleh penasaran dengan siapa yang datang dengan mengetuk pintu seperti itu.

"Masuklah!" Kata Keisuke tanpa melihat siapa yang membuka pintu. Siapapun orang itu telah membuat Ichiro kebingungan.

"Noa...? Noa Hachigou, bukan?"

Benar, orang yang mengetuk pintu itu adalah Noa. Dia tak datang sendirian, dia datang bersama Kaede dan Enmei. Mereka masuk dan tak lupa pula kembali menutup pintu.

"Keisuke.. Nama orang itu Noa Hachigou, 'kan?" Tanya Ichiro yang kaget serta kebingungan saat melihat wajah Noa.

"Iya, namanya Noa Hachigou. Dia satu sekolah denganmu" ucap Keisuke kembali menyodorkan sesendok nasi untuk Ichiro.

Namun, Ichiro menolak suapan dari Keisuke, "Untuk apa kau di sini, Hachigou?" Noa dan yang lainnya duduk di sofa sisi lain kasur. Dia hanya diam sambil melirik Keisuke.

"Ichi, Noa Hachigou sekarang sudah jadi anggota Kishi Kaisei. Kau tau 'kan aku menjabati posisi tangan kanan kakakmu, dan punya kelompok di dalamnya bernama Yugen? Noa salah satu dari anggotaku" jelas Keisuke pelan-pelan, agar Ichiro mengerti.

"O-oh... begitu..."

"Yang lainnya, Kaede Ohta dan Enmei Nanatsu. Mereka juga anggotaku" ucapnya.

Ichiro tersenyum dan menundukkan sedikit kepalanya sekali gerak, "Halo..."
Melihat hal itu, membuat Kaede dan Enmei terdiam saling menatap. Mereka pun ikut menundukkan kepala bersamaan.

"Dia benar-benar melupakan kita..." Bisik Enmei tak percaya.

"Dan... Ku rasa amnesianya itu permanen..." Balas Kaede.

Ichiro kembali melahap suapan demi suapan dari Keisuke, hingga piringnya habis tak bersisa. Keisuke pun membantu laki-laki berambut pirang itu untuk minum, dan membantunya pula untuk bersandar dengan nyaman.

"Aku jadi mengingat masa-masa kita dulu, ini berbanding terbalik sekali" kata Noa sambil meletakkan bungkusan makanan jalanan di atas meja, yang ia beli bersama Kaede dan Enmei barusan.

"Benar, aku sungguh tak pernah membayangkan hal ini terjadi pada kita. Aku bersyukur, aku dan kita tak berakhir buruk. Kita punya tempat yang layak untuk tinggal, diberi makan secara cuma-cuma, mendapat uang perbulan pula, atas apa yang telah kita lakukan padanya" sambung Kaede.

"Aku malu pada diriku sendiri, sekarang ku rasa, satu-satunya cara untuk menebus kesalahan ku dan yang kita lakukan padanya, adalah dengan menjaga dan melindunginya" Enmei pun ikut bicara.

Sementara Ichiro begitu kebingungan dengan apa yang 3 orang itu katakan, dia melirik ke arah Keisuke, "Mereka bicara apa, Keisuke?"

"Mereka ingin minta maaf padamu, Ichi... Namun biar aku lebih dulu. Maafkan aku, maafkan atas apa yang telah ku lakukan padamu. Maafkan aku atas segalanya..." ucapnya.

"Eh...?"

"Iya, Masashi... Aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Meskipun maafku tak layak untuk kau maafkan pula.... Aku akan lakukan yang terbaik untukmu mulai sekarang..." Begitu pula dengan Enmei yang bahkan menundukkan kepalanya.

Sama halnya pula pada Kaede, "Aku juga ingin minta maaf padamu... Aku telah melakukan banyak kesalahan..."

"Aku pun begitu, aku minta maaf karena tak bisa membantumu... Tapi kini aku akan bersungguh-sungguh...." Noa ikut menundukkan kepalanya.

Ichiro begitu kebingungan, dia sama sekali tak mengerti kenapa orang-orang malah minta maaf padanya. Dia tak pernah ingat kalau mereka punya salah, dia tak ingat apapun tentang mereka. Bahkan, Ichiro merasa ini kali pertama bertemu 3 orang yang menjadi anggota kelompok Yugen dan anggota Kishi Kaisei.

"Aku... Sungguh tak mengerti...." Gumam Ichiro.

Keisuke tersenyum dan mengusap kepala Ichiro dengan lembut, "Intinya kami semua minta maaf, anggap saja kami minta maaf karena tak bisa menyelamatkanmu dari kejadian waktu itu."

Yang di maksud Keisuke, adalah kejadian di gudang sekolah, dimana mereka memperlakukan Ichiro dengan sangat buruk. Namun, bagi Ichiro, kejadian itu adalah malam dimana dia diserang oleh orang asing di halaman depan rumahnya sendiri.

Ichiro tersenyum, "Kalian tak melakukan kesalahan apapun!"

Kaede dan Enmei langsung berkaca-kaca dan saling berpelukan, "Apa yang telah kita lakukan!" Serentak mereka berdua.

"Sudah, jangan buat keributan. Ini rumah sakit, kalian ini seperti anak-anak saja" heran Noa memisahkan mereka berdua.

Noa pun beralih melihat Keisuke dan Ichiro, "Namun aku lebih tak menyangka kau berubah seperti ini, Kei."

Pria itu melirik Noa sekali, lalu kembali menatapi Ichiro, "Aku juga tak mengerti, Noa. Bukankah aku begitu berubah?"

Noa terkekeh dan mengangguk-angguk. Lalu, mereka tertawa bersama-sama, meninggalkan Ichiro yang semakin kebingungan dan terheran-heran. Dia tak mengerti apa yang sedang terjadi di ruangannya itu.

"Apa yang lucu, Keisuke?" Tanyanya, menghentikan Keisuke tertawa.

"Tidak ada apa-apa, oh ya, ya sudah ayo makan" kata Keisuke sambil mengeluarkan isi dari bungkusan yang dibawa Noa.

"Kami akan makan di samping saja, kami tak mau mengganggu waktu istirahat Masashi dan.. mengganggu waktu kalian" ucap Enmei yang bersusah payah menahan senyumannya.

"Eh... Tak apa, makan di sini saja, rame-rame seru juga..." pinta Ichiro.

Keisuke pun tersenyum dan mulai memakan makan malamnya, begitu pula dengan anggota Yugen yang ikut menikmati makan malam sederhana mereka. Di sela-sela waktu bahkan mereka berbicara, bercerita kembali tentang kehidupan masing-masing.

Bagi Keisuke dan yang lainnya, mereka hanya menceritakan kembali kisah mereka, namun bagi Ichiro, dia baru saja mendapatkan teman baru yang mau bercerita dengannya.








TBC



On the other side
Where the grass seems to be greener
-d4vd



support.

Habromania (BXB)Where stories live. Discover now