HABROMANIA 2/31: A Wish, a Hope, a Prayer.

641 50 2
                                    

Akihito pulang ke rumah bersama Hansuke dengan tampang bahagia. Dia tak menghiraukan Oda yang dari tadi kebingungan melihat wajah Akihito, bahkan saat Oda bertanya dengan Hansuke, laki-laki itu hanya mengedipkan satu matanya dan meletakkan telunjuknya di bibirnya, tanda untuk diam saja.

Namun hal itu membuat Oda berpikir, kalau sesuatu telah terjadi dan tidak diketahuinya.

Setelah mengantar Hansuke ke kamarnya, Akihito turun ke ruang tengah dan memanggil Enagawa si butler. Sesampainya Enagawa di hadapan Akihito, pria itu langsung memerintahkannya.

"Aku mau mulai sekarang kau membuat makanan yang sehat untuk Hansuke, berikan protein dan vitamin untuknya. Dan kau harus ingat, berikan 8-12 gelas air putih setiap hari untuknya. Dia harus makan sarapan, tenggat hari, siang hari, sore hari, malam, dan menjelang tengah malam. Pastikan kau membuat makanan yang benar-benar sehat untuknya" ucap Akihito sambil melihat buku kehamilan yang diberikan dokter padanya.

Enagawa yang bingungpun hanya mengiyakan, lalu pergi dari hadapannya. Dan sedari tadi pula, Oda melihat ke arah buku berwarna pink di tangannya, akhirnya dia mendudukkan dirinya di sofa, "Buku apa itu?" Tanyanya.

Segera Akihito menutupnya dan menyembunyikan ke sisi lain sofa, "Bukan apa-apa. Oh ya, hubungi antek-antek kita, undang mereka ke rumah malam ini. Aku mau mengadakan jamuan sederhana."

Oda begitu kaget mendengarnya, sebab Akihito akan selalu mengadakan jamuan jika dia mendapat jackpot atau keberhasilan dalam rencana-rencananya, "Apa yang kau dapatkan kali ini?"

Akihito menggeleng sambil tersenyum, "Bukan apa-apa, kau juga akan segera tau nanti malam." Pria yang menjabati posisi tangan kanannya itu hanya mengangguk, lalu mulai melakukan pekerjaannya.

Tak lama, Akihito melihat Keisuke yang turun dan berjalan dengan langkah besar ke dapur. Dia tau kalau Keisuke ke sana untuk meminta segelas susu hangat dan kukis coklat pada Enagawa, meskipun kini ia punya posisi di rumah itu, namun tak membuat Keisuke bersikap selayaknya punya jabatan yang sama dengan Oda. Dia akan turun untuk mengambil apapun itu tanpa menyuruh pelayan, kadang jika ia tak bisa melakukannya, barulah ia menyuruh Ryoma atau Genta ataupun teman-temannya dan para pelayan.

Keisuke keluar dari dapur dan matanya melihat Akihito yang duduk di sofa, tiba-tiba sibuk dengan handphonenya. Cukup membingungkan bagi Keisuke, sebab Akihito tersenyum-senyum sambil mengetik di layar handphonenya. Seakan membagikan kabar bahagia saja.

Dia pun menghampiri sofa dan duduk berdekatan dengan Akihito, sembari menunggu susu dan kukis yang ia inginkan. Keisuke yang mengingat kakaknya langsung bersuara, "Bagaimana kondisi kakak? Sakit apa dia?"

Akihito mengangguk-angguk pelan, "Dia hanya sakit biasa, cuma tak enak badan saja. Kau jangan khawatir."

"Baiklah, izinkan aku masuk ke kamarmu, aku ingin melihat-"

Saat Keisuke hendak beranjak dari sofa, Akihito pun langsung panik, "Jangan! Dia sedang tak enak badan, jangan ganggu dia dengan kehadiranmu yang tak berguna itu!"

"Aku tak akan ribut atau mengganggunya, Tuan Masashi! Aku hanya ingin melihat keadaannya" jelas Keisuke lalu dia benar-benar meninggalkan ruang tengah, dia naik tangga untuk menuju kamar Akihito dan Hansuke.

Dengan segera Akihito berlari untuk menghentikannya, namun tiba-tiba teleponnya berdering dan hal itu membuatnya harus berhenti melangkah. Dia pun mengangkat panggilan itu dengan cepat.

"Selamat pagi, Tuan Yamaguchi."

"Selamat pagi untukmu, Tuan Masashi. Tomomako barusan mengundangku untuk jamuan nanti malam di kediamanmu, apa itu benar?"

Habromania (BXB)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz