HABROMANIA 2/35: The Intruder II.

534 49 4
                                    









"K-kei... KEISUKE-"






JLEB!!





Ichiro menutup kedua matanya dan memegangi selimut di tubuhnya dengan erat, ia menahan nafasnya karna begitu ketakutan. Namun, ia tak merasakan apa-apa di tubuhnya. Dengan perlahan Ichiro membuka kedua matanya kembali, dan melihat Keisuke berdiri di depannya.

Keisuke menahan pisau yang hendak mengenai Ichiro dengan tangan kanannya, begitu keras tekanan yang ia terima sampai darah mulai keluar dari telapak tangannya. Kemudian, dengan sekuat tenaga Keisuke mendorong pisau itu hingga semakin menjauh, dan menghempaskan tangan orang di depannya.

"Aku tak akan membiarkanmu" ucap Keisuke sambil mengatur pernapasannya, dan kembali menyerang pria asing di depannya itu dengan kemampuannya. Namun, orang yang lebih berpengalaman itu lagi-lagi berhasil mendorong tubuh Keisuke ke dinding, dan hendak menusuk perutnya menggunakan pisau, tapi Keisuke tau dia harus melindungi dirinya sendiri untuk bisa melindungi Ichiro.

Keisuke mengayunkan pisaunya, menyerang orang itu sampai ia terkena beberapa sayatan di lengan dan dadanya, sayang sekali Keisuke tak memperhatikan, orang itu mengayunkan pisaunya ke atas dan melukai mata kiri Keisuke.

"Keisuke!"

"Argh..." Geram Keisuke dengan refleks menutup mata bagian kirinya menggunakan tangan. Kesempatan itu digunakan oleh pria berbaju hoodie, ia menatapi Ichiro sebelum keluar dari balkon dan terjun ke bawah.

Ichiro pun berlari mendekati Keisuke, "Kei... Ohh Keisuke kau terluka!"

"Tetap di sini, aku akan mengejarnya-"

"Tidak! Jangan pergi! Jangan mengejarnya!"

Keisuke baru tersadar dengan sekujur tubuh Ichiro yang bergetar hebat karena ketakutan, laki-laki itu bahkan telah membasahi pipinya tanpa sengaja. Keisuke menarik Ichiro dalam dekapannya, ia memeluknya dengan erat seakan tak ingin melepaskannya dari pekukannya.

"Maafkan aku... Kau jadi begitu takut seperti itu... Seharusnya aku-"

"Nanti saja bicaranya, kau terluka!" Khawatirnya sampai suaranya ikut bergetar.

"Aku tak bisa membuka mataku" lirih Keisuke yang sedari tadi menahan sakit pada bagian matanya yang terus mengeluarkan darah.

Tanpa mengatakan apa-apa, Ichiro berlari membuka pintu dan keluar dari kamarnya. Dia tak menemukan siapapun di lantai 2, lalu dia berdiri di pinggir lantai dan melihat ke ruang tengah di bawah sana, didapatinya Oda hendak pergi ke bagian belakang.

"Tomomako!"

Oda pun menengadah ke atas, "Tuan muda?"

"Panggil dokter ke sini! Kei... Keisuke terluka!!" Isaknya.

"B-baik!"

Ichiro pun kembali ke kamarnya dan menghampiri Keisuke yang terduduk di pinggir kasur dengan masih memegangi matanya. Kini, seluruh tangannya dipenuhi darah segar. Ia tak menyangka kalau Keisuke akan terluka, hal itu membuatnya menangis dan terus menatapi Keisuke.

"Kau menangis lagi... Aku sungguh tak apa-apa, Ichi..." ucap Keisuke sambil tersenyum.

"Bohong!" Ichiro mengusap matanya kasar dan kembali menatapi Keisuke, "Kak Ito punya dokter pribadi yang rumahnya tak jauh dari sini... Dia... Dia akan datang dengan cepat..."

Ichiro mengangkat tangan kanannya dan memegangi pipi Keisuke, "Kenapa selalu saja begini..."

Dia terdengar kesal, "Kenapa selalu ada yang mengganggu..."

Habromania (BXB)Where stories live. Discover now