Chapter 1 : Another normal day

407 43 6
                                    

Author's POV ...

Hari ini adalah hari yang biasa di kota yang terasingkan dari dunia luar. Kota Crank yang ditempati oleh puluhan ribu Crank fase satu. Mereka tinggal di rumah tembok yang tak bercat dan dikelilingi oleh tembok tinggi dimana tak ada sedikit celah untuk keluar. angin sepoi-sepoi menerpa wajah yang bersih, tampak cantik walaupun menyandang status Crank fase satu.

Crank city adalah sebutan yang tepat untuk kota itu. Lumayan besar dengan bangunan tak terurus yang tak serasi dengan warna cat tembok kontras. Kelihatan seperti taman kanak-kanak. Sebut wanita itu.

Lima tahun bukanlah hal yang tak lama. Banyak yang telah terjadi di dalam sini. Tapi sayang, mereka tak cukup mengetahui tentang dunia luar disaat hari terakhir peperangan antara Crank dan Wicked.

Pemandangan sore tak lagi menarik hati. Sejak berada ditempat ini, para penghuninya tak pernah menyaksikan sunset. Tempat yang dikatakan asing tapi cukup terjamin. Ditempat ini, uang tak berlaku. Melainkan kawanan.

Seseorang bisa membeli makanan jika orang tersebut mengenal para penjualnya. Sejak awal tiba, kota Crank telah dihebohkan dengan adanya dua anak yang merupakan subject Wicked yang gagal.

Wicked sengaja memberitahu para Crank tentang keberadaan subject tersebut. Wicked tau, Crank sangat mengasihi orang yang rela bertaruh nyawa untuk sebuah obat. Obat yang mampu menyembuhkan flare. Itulah sebabnya Wicked bekerja sama dengan para Crank untuk melindungi subject-subject itu untuk mempelajari lebih dalam, mengapa mereka tak imun.

Hidup tak lagi sama. Pikirannya selalu dipenuhi rasa rindu dan penasaran. Di mana dia? Apa dia baik-baik saja? Apa dia masih memikirkan ku?

Pertanyaan yang tak mengimbangi hati dan pikirannya. Memilih melupakan adalah hal yang mudah untuk dikatakan, tapi sulit untuk di laksanakan.

Lima tahun bertahan dalam cinta yang tak jelas. Apa dia masih hidup? Pertanyaan yang terus terucap dikala sunyi melanda.

Hidup dalam dunia yang terisolasi adalah salah satu paksaan buatan manusia yang terpaksa dijadikan takdir oleh orang-orang seperti mereka.

Wanita itu berada di pusat kota, jalan-jalan dipenuhi dengan orang-orang yang bergegas pulang atau berbelanja. Toko-toko di sepanjang jalan dipenuhi dengan makanan, pakaian dan barang-barang unik yang cocok untuk para Crank seperti mereka.

Wanita itu melihat pasangan muda berjalan berpegangan tangan, tersenyum dan saling berbicara dengan penuh kasih sayang. Beberapa terlihat sedang memasuki fase dua dimana mereka mulai terpengaruhi dengan efek dari flare.

Tak jarang juga pemandangan Crank fase empat terlihat di trotoar jalan, sedang berbaring sambil tersenyum menatap langit. Mereka tak jauh berbeda dengan pecandu narkoba. Mereka menggunakan obat yang bernama blizz.

Obat itu cukup terkenal dikalangan Crank. Obat yang mampu membuat seseorang bahagia walaupun sedang berada di fase buruk dari efek flare yang tertular.

Di taman kota, anak-anak riang bermain layangan, mengejar bola, dan tertawa riang diikuti penjagaan oleh pasukan yang kebal. Walaupun mereka adalah Crank, Wicked tetap mengawasi mereka dan menjamin mereka untuk tetap bertahan. Setiap bangunan, utilitas dari kota ini dijaga ketat oleh para pasukan kebal.

Anak-anak adalah bagian yang paling penting. Mereka adalah masa depan dari dunia dan penerusan program untuk mencapai obat yang mereka perlu. Wanita itu melihat mereka dengan senyum di wajahnya. Dia tak ingat kapan masa kecilnya dimulai dan berakhir. Dia tak ingat bagaimana masa kecilnya berjalan.

Di seberang jalan, sebuah kafe kecil menawarkan aroma harum kopi segar yang menggoda hidungnya. Crank fase satu yang masih cukup sadar dan masih bisa berekting layaknya manusia normal, duduk di meja-meja di luar, menikmati minuman mereka sambil mengobrol dan tertawa. Wanita itu merasakan keinginan untuk bergabung dengan mereka, merasakan kehangatan dan kebersamaan di tengah kesibukan kota.

Sekali lagi. Dalam langkah kakinya, dia tak bisa menyingkirkan rasa rindunya terhadap seseorang. Dia berusaha untuk tidak memikirkannya, tapi bagaimana?

Lagian siapa yang perduli? Aku sudah memiliki keluarga kecilku. Ucap wanita itu dalam hatinya.

"Im home." Serunya dengan semangat saat memasuki rumah yang cukup layak untuk ditinggali.

"Hey, Cessie. Tumben kau cepat." Sapa wanita yang duduk sambil menyeduh tehnya.

"Andrea, kau mengagetkanku. Seperti biasa. Aku hanya mengunjungi toko roti untuk beberapa pasokan makanan kita." Jelas cessie.

"Kau bertemu Newt diluar?" Tanya Andrea. Gadis itu mengerutkan bibirnya saat menanyakan hal itu, seolah-olah moodnya sedikit tidak bagus.

"Tidak, aku tak melihatnya sejak tadi" jelas Cessie meletakan roti itu di meja sambil menatap Andrea.

Cessie duduk didepan Andrea yang terpisah dengan bentangan meja diantara mereka. Cessie tampak melamun membuat Andrea penasaran dengannya.

Seakan mengetahui apa yang Cessie pikirkan, Andrea mulai meletakan gelasnya lalu melipat tangan diatas meja sambil mencondongkan tubuhnya kearah Cessie.

"Haruskah kau terus-terusan seperti ini?" Ucap Andrea penuh kelembutan.

Andrea sangat mengetahui Cessie. Setiap malam, Cessie terlihat melamun dan yang ada dipikiran Andrea adalah pria yang pernah Newt ceritakan. Pria bernama Minho yang belum pernah bertemu dengannya.

"Tidak, aku hanya kelelahan. Mungkin aku butuh beristirahat. Kau tau? Tadi aku bertemu dengan segerombolan Crank yang mulai gila. Para penjaga yang kebal membawa mereka ke parit. Jalan satu-satunya membakar mereka disana.". Ucap Cessie mengalihkan pembicaraan.

"Yeah, berita yang sama setiap harinya." Ucap Andrea.

Pintu tiba-tiba terbuka. Seseorang masuk dengan wajah yang cerah.

"Newt, kau dari mana saja?" Tanya Andrea. Gadis itu tampak mengernyitkan dahinya saat menanyakan pertanyaan itu.

"Tempat boling." Ucap Newt singkat sambil menyeringai. Ada banyak tempat yang tak kan pernah terbayang oleh para Imune. Kota Crank tak seburuk para penghuninya. Boling bahkan pun sekalipun ada disini. Bedanya para pengunjung adalah Crank fase satu dan dua.

Newt duduk di samping Andrea. Mereka berdua tampak sangat akrab. Lima tahun tinggal bersama adalah waktu yang lebih untuk menjalin chemistry diantara mereka bertiga. Newt masih sama memperlakukan Cessie sebagaimana dia memperlakukannya sejak di maze.

Newt juga memperlakukan Andrea dengan penuh kasih. Kadang Cessie berpikir bahwa Newt menyukai Andrea. Lebih tepatnya saat mereka berjalan satu tahun tinggal ditempat ini, Newt mulai berubah. Dia mulai sering memperhatikan Andrea.

Ada rasa ketidakrelaan yang timbul dihati Cessie, tapi Newt berhak mendapatkan yang terbaik. Newt berhak mendapatkan seseorang yang mampu membalas cintanya. Cessie mengaku dirinya tak bisa membalas cinta newt. Hatinya telah sepenuhnya milik seseorang yang bahkan orang tersebut tak pernah mencari keberadaan dirinya, ataupun jasadnya di kota terakhir.

"Di mana dia?" Tanya Newt. Andrea menyeduh teh terakhirnya, lalu menjawab.

"Sedang tidur. Dia kelelahan. Dia bahkan tak mencari ibunya. Dia mencari uncle pirangnya dan menangis sepanjang hari." Jelas Andrea menopang kepalanya sambil menatap, tersenyum dengan mata yang terkunci rapat pada Cessie.




































Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa tinggalkan jejak jika cerita ini bagus dan kalian menyukainya.

Comment apapun yang kalian pikirkan.

Next>>>

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now