Chapter 40 : Rescue

189 27 14
                                    

Trigger Warning: Cerita ini mengandung deskripsi yang sangat grafis mengenai kondisi tahanan yang menderita, mayat, dan kondisi lingkungan yang ekstrem, yang dapat menjadi pengganggu bagi beberapa pembaca. Disarankan untuk berhati-hati saat membaca cerita ini.

Mereka mendapati setiap jeruji memiliki tahanannya sendiri. Hal yang lebih parah, beberapa di antaranya hanya tersisa tulang belulang. Wicked benar-benar mengurung tahanan dan membuat mereka menderita sampai akhir menjemput ajal tanpa ada seseorang di samping.

"Seperti itulah. Aku tidak akan kaget jika melihat mereka. Aku hanya kaget melihat beberapa yang tergantung di arah pintu keluar." Ucap Aris memperhatikan lorong gelap yang panjang.

"Cessie?" Panggil Minho pelan saat tak sengaja mendapati sosok yang mirip dengan Cessie.

Holly fuckin' shit!. Jantungnya berhenti sejenak, kemudian kembali berdetak beberapa saat setelah dia mendapati fakta bahwa itu bukan Cessie.

Godamnit! Walaupun itu bukan Cessie, jantungnya masih berdebar tak karuan. The fuck is goin' on.

Satu persatu mereka memeriksa setiap jeruji yang ada. Mereka mungkin tak kan mengenali Cessie jika semua wajah tahanan ditutup dengan penutup kepala.

"Bagaimana cara kita menemukan Cessie? Mereka tampak sama. Aku tak bisa meraih mereka untuk membuka tutup kepala itu." Ucap Minho membuang nafas panjang di akhir kalimatnya.

Aris mengarahkan senternya ke arah Minho, lalu memanggilnya untuk segera datang.

"Ku rasa aku menemukannya." Ucap Aris. Minho langsung berlari kearah Aris. Sementara itu, Aris terlihat membuka gembok jeruji tahanan Cessie.

Saat terbuka-

Cessie's POV ...

Aku mulai semakin lemah, bau yang menyengat membuat paru-paruku terasa seperti ingin tersumbat. Tubuhku mulai kesemutan, aku tuh bisa merasakan kakiku, mungkin juga dengan tanganku.

Aku tuh mampu mengeluarkan air mata, rasanya semua air mataku telah terperas hingga habis. Aku ingin berbatuk sekedar mengeluarkan dahak, tapi bagaimana? Mulutku masih terisolasi dengan kencang.

Rasanya aku mulai gila. Tak ada siapapun di tempat ini, Bahkan aku hanya mendengar suara nafasku dan suara detak jantungku. Tempatnya terlalu sepi dan aku yakin sehari di tempat ini akan berhasil membuatku gila.

Jika mereka memberiku dua pilihan, aku akan memilih untuk menembak diriku daripada harus dikurung di tempat yang aku sendiri tidak tahu, dengan bau yang menyengat dan kondisi tubuh yang terikat.

Jantungku semakin kencang, rasanya Dia akan segera copot dari tempatnya berdetak. Nafasku semakin pendek, hingga akhirnya aku mendengar suara langkah kaki yang semakin mendekat.

Aku bisa mendengar percakapan antara dua orang, salah satu diantaranya begitu familiar. Apa itu Minho?

"Cessie?" Suara itu memanggil namaku dengan lembut, seketika mataku terbuka lebar walaupun di dalam sini sangat gelap. Itu Minho!. Suara kaki itu semakin dekat dan aku bisa merasakan seseorang berhenti tepat di hadapanku.

"Kurasa aku menemukannya." Ucapnya. Sebentar, sepertinya itu suara Aris. Yh Tuhan, mereka masih hidup.

Suara besi saling bertabrakan terdengar sangat nyaring membuat telingaku bergemuruh. Aku tak bisa bergerak, sepertinya tenaga aku sudah habis ketika aku berusaha melepaskan diri tadi.

Aku bisa mendengar suara jeruji terbuka dan seseorang menyentuh tubuhku dengan lembut.

"Aku tak yakin, tapi apa kau mengenal bentuk tubuhnya? Hanya dia yang terlihat utuh di tempat ini." Jelas anak itu. Hanya aku yang utuh? Apa maksudnya? Memangnya tempat apa yang aku tempati?.

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now