Chapter 50 : Last word

263 22 13
                                    

"Tapi dia bisa."

Cessie berbalik dengan cepat ketika dia mendapati Minho berdiri di ambang pintu. Matanya membulat dalam ketakutan saat melihat Minho menodongkan pistol padanya. Wajah Minho yang biasanya penuh dengan kehangatan dan perlindungan kini tampak dingin, tanpa sedikit pun belas kasihan.

"Cessie," desis Minho, suaranya seperti angin dingin yang menusuk tulang. Tatapan mata cokelatnya yang tajam dan penuh kebencian membuat Cessie merasa seperti diserang oleh pedang yang tajam. Dia mencoba untuk berbicara, namun kata-katanya terjebak di tenggorokannya.

"Minho.." Cessie berusaha merayu, matanya hampir menitikkan air mata.

"Apa yang terjadi? Ini bukan kau, Minho, aku tahu itu."

Minho hanya menggertakkan gigi dan menekan pelatuk pistolnya dengan pelan, membuat Cessie merasa lebih tertekan. Tangis hampir pecah dari bibirnya, tapi dia masih mencoba untuk merayu, untuk mencari retakan dalam ketidakberdayaannya.

"Kumohon, kumohon katakan ini adalah bagian dari rencana-..." Cessie terputus saat peluru menghantam dinding tepat di samping telinganya. Dia menjerit dan terdiam seketika.

Sesaat kemudian, Cessie sadar bahwa Minho benar-benar akan membunuhnya.

"Kau benar-benar bodoh, Cessie," kata Carl dengan nada merendahkan. "Mengira kau bisa melawan kami? Kau hanyalah alat untuk eksperimen kami, tidak lebih dari itu."

"Kau tak berharga. WICKED selalu memiliki rencana untukmu, dan kau tak pernah menyadari betapa kecilnya dirimu." Ucap Carol.

"Kau lihatkan, Cessie, tidak ada yang bisa kau andalkan. Wicked selalu satu langkah di depanmu."

Cessie merasa lemah. Hatinya hancur, harapannya runtuh, dan keyakinannya
Jatuh bersama dengannya. Dia hanya bisa berdiri di sana, menatap Minho dengan sesak, merasa dirinya telah terjebak dalam perangkap yang tak terhindarkan.

Minho menatap Cessie dengan ekspresi bercampur. Terlihat sedikit penyesalan di matanya, tetapi juga ketegasan yang membuat Cessie merasa dia benar-benar sudah terjatuh ke dalam jurang yang gelap.

Air mata terus mengalir dari matanya, tetapi dia tetap berdiri dengan sisa kekuatan yang dia miliki. Meskipun dunianya hancur, ia tahu ia tidak akan menyerah begitu saja.

"Bahkan jika aku hanyalah pecahan kecil," ucap Cessie dengan suara yang penuh dengan tekad. "Aku akan tetap melawan, dan aku tidak akan pernah menjadi bagian dari rencana kalian."

Diantara keputusasaan dan intimidasi yang terus berlanjut, Cessie bertanya-tanya apakah ada harapan untuk keluar dari situasi yang tampaknya semakin suram ini.

Cessie merasakan penghianatan yang mendalam saat dia menatap wajah dingin Minho. Semua harapan yang mungkin tersisa di hatinya tiba-tiba terhapus begitu saja. Matanya yang penuh dengan ketakutan dan kebingungan menatap ke arah Minho yang sama sekali tak tergoyahkan.

Pria itu dengan dinginnya menatap Cessie. Detik itu terasa berlangsung sangat lama. Cessie merasakan denyutan jantungnya yang memburu, setiap detik terasa seperti sebuah penderitaan yang tak berujung. Dia mencoba menelan ludahnya yang terasa kering, ingin berteriak, ingin menangis, ingin meraih Minho kembali. Tapi aksi Minho hanya menggambarkan dinginnya kesetiaan yang kini terikat pada WICKED.

Cessie mencoba untuk menemukan secercah perasaan di wajah Minho, tapi tidak ada. Tidak ada keraguan, tidak ada kebingungan, hanya ketegasan yang tanpa ampun. Cessie merasa seperti terpisah dari dunia, terhempas ke dalam jurang keputusasaan.

Mereka berdua seakan berada dalam sebuah konfrontasi yang mengancam di dalam ruangan itu. Atmosfer tegang memenuhi udara, dan mata mereka saling menatap penuh amarah. Mereka telah mengalami banyak konflik sebelumnya, tetapi kali ini, ketegangan telah mencapai puncaknya.

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now