Chapter 46 : Regret

218 26 4
                                    

Setelah Minho melepaskan genggaman tangannya, Cessie memandangnya dengan tatapan yang penuh dengan ketidakpercayaan. Dia bisa merasakan hatinya berdebar kencang dan merasa seperti menemukan kekuatan yang lama terpendam dalam dirinya. Namun, dia memutuskan untuk tidak menunjukkan kerentanannya.

"Oh, Minho, kau sungguh membuatku terharu," kata Cessie dengan nada sarkastik yang menusuk.

"Siapa yang akan menyangka bahwa setelah semua yang sudah terjadi, kau akan berusaha untuk kembali padaku?"

Minho merasa sedikit tersinggung oleh sarkasme Cessie, tapi dia bertekad untuk menjelaskan perasaannya.

"Cess, aku tahu aku membuat banyak kesalahan, tapi aku sungguh menyesal. Aku mencintaimu, dan aku tidak ingin kehilanganmu." Cessie menggeleng dengan sinis.

"Oh, tentu saja, Minho. Kau selalu tahu apa yang ingin kudengar. Kau juga tahu betul bagaimana cara membuat segalanya terdengar seperti hal yang sangat serius." Kali ini Cessie tampak tersenyum namun bagi pria dihadapannya, senyuman itu lebih menindas dari sebelumnya.

Minho merasa semakin sulit untuk menjelaskan dirinya, tetapi dia tidak akan menyerah begitu saja. Bukan Minho namanya jika dia sudah menyerah menghadapi Cessie yang semakin rumit.

"Ini bukan sekadar kata-kata. Aku ingin membuktikan bahwa aku bisa berubah dan menjadi pribadi yang lebih baik. Aku bersedia melakukan apapun itu." Cessie tersenyum dengan sinis mendengar ucapan Minho.

"Apa? Kau berencana untuk berubah menjadi pahlawan tanpa cela? Atau mungkin kau akan menjadi sosok yang sempurna seperti dalam sinetron?"

Minho merasa frustrasi. "Cessie, ini serius. Aku akan berusaha keras untuk memperbaiki diriku dan hubungan kita. Aku tahu aku bisa menjadi lebih baik." Cessie memiringkan kepala dan menatap Minho dengan tatapan yang tak terbaca.

"Kawan, apakah kau benar-benar berpikir bahwa kau bisa mengubah dirimu sendiri begitu saja? Bagiku, kau seperti karakter dalam sebuah telenovela yang mengira bisa menjadi orang yang sempurna dalam semalam. Mustahil."

Minho mulai merasa putus asa. Cessie menyebutnya 'Kawan' membuat kepalanya membeku. Dia mencoba menjelaskan perasaannya dengan tulus, tapi Cessie terus menghinanya.

"Siapa juga yang bilang aku adalah seorang pahlawan? Apa aku salah mencoba membuktikan bahwa aku masih pantas untuk bersamamu? Kau terlalu menghinaku sekarang, setelah semua yang ku lakukan padamu. Ingat. Aku begini juga karena dirimu. Jika aku tak memikirkan mu, mungkin aku sudah melarikan diri delapan tahun yang lalu saat Wicked pertama kali memulai uji coba pada subject."

Cessie tertawa dengan keras, membuat Minho semakin marah. "Minho, kau sungguh-sungguh mengira aku akan membeli drama ini? Aku tidak akan menjadi korban skenario yang kau tulis untuk dirimu sendiri. Aku punya Nick sekarang. Dia lebih layak ku perjuangkan dari pada dirimu." Minho mencoba untuk tetap tenang, meskipun wajahnya merah padam.

"Dia juga anakku, itu artinya kita berjuang bersama untuk Nick. Dan soal bagaimana mereka bisa tahu tentang Nick, kurasa ini semua ulah Luna."

"Oh, benar dugaanku. Ini semua ulah kekasihmu?" Ucap Cessie tertawa.

"Jangan membuatku pusing. Sejak kapan kau jadi susah di atur? Aku sudah mencoba berbicara dari hati. Aku ingin kita bisa bersama lagi." Ucap pria itu. Cessie mengangkat satu alis dengan cemoohan.

"Oh, sungguh? Apa kau ingin kita kembali ke masa ketika kau mengecewakanku berulang kali? Aku benar-benar tidak bisa membayangkan itu. Ingat pertama kali kau menemukanku. Aku tak tahu setelah kau pulang dari tempatku dan kembali ke persembunyian Wicked, aku sepenuhnya tak tau lagi apa yang kau lakukan. Mengingat partner kerja gilamu itu adalah wanita sinting yang Wicked pilih secara acak untuk bekerjasama denganmu. Aku sudah berdamai dengan semua itu, sekarang giliranmu untuk berdamai dengan keputusanku."

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now