Chapter 48 : Plan

248 23 6
                                    

Author's POV

Cahaya matahari perlahan menerobos tirai kamar, memancarkan sinarnya yang lembut ke dalam ruangan. Cessie merasakan hangatnya sinar matahari itu pada kulitnya, dan matanya mulai terbuka perlahan. Saat pandangannya mulai terfokus, Cessie merasa seperti terbangun dari mimpi yang indah.

Saat Cessie berbalik di tempat tidur, senyum tak terkendali langsung menghiasi wajahnya. Di sampingnya, terbaring Minho. Wajahnya yang tampan terlihat tenang dalam tidurnya, dan rambut hitamnya yang kusut menjuntai di bantal. Dia terlihat begitu sempurna, seperti sosok yang telah lama Cessie cari dalam hidupnya.

Cessie mencubit dirinya sendiri untuk memastikan ini bukanlah sekadar mimpi. Rasanya nyata. Dia benar-benar ada di sini bersama Cessie. Pagi yang indah menjadi lebih indah dengan kehadirannya.

Dengan lembut, Cessie meraih tangan Minho yang terletak di sebelahnya. Kulitnya hangat, dan ketika jemari Cessie menyentuhnya, dia pun mulai terbangun. Mata cokelatnya perlahan terbuka, dan senyumnya yang mengantuk membuat hati Cessie berbunga.

"Selamat pagi," sapa Cessie dengan lembut, memandanginya dengan mata penuh cinta. Minho tersenyum dan menggosok mata sebentar sebelum menjawab,

"Selamat pagi, sayang."

Semua beban dan ketegangan dari kehidupan mereka sementara terlupakan. Hanya ada mereka berdua dan cinta yang mereka miliki satu sama lain.

"Aku tidak pernah berpikir bahwa aku akan bangun dengan perasaan seperti ini di tengah situasi yang sulit seperti sekarang," Cessie mencoba menyampaikan isi hatiku pada Minho.

Minho mendekatkan bibirnya kecupan lembut, membuatku tersenyum di antara ciuman.

"Sama honey. Tapi kau selalu berhasil membuat setiap situasi menjadi lebih baik." Kata-katanya membuat Cessie terharu.

Minho adalah pria yang selalu tahu apa yang harus dikatakan untuk membuat hati Cessie meleleh. Dia selalu menjadi sosok yang kuat dan optimis, bahkan di tengah situasi paling sulit sekalipun. Dan, ya. Cessie bersyukur memiliki seseorang sepertinya dalam hidup..

"Ayo, kita harus bersiap untuk membantai para creator gila." ucap Minho sambil mencium bibir Cessie lagi. Dia setuju dan tersenyum.

Mereka berdua bangkit dari tempat tidur dengan hati penuh semangat. Meskipun masih ada banyak hal yang harus diperjuangkan, setidaknya mereka tahu bahwa mereka memiliki satu sama lain untuk menghadapinya. Dalam pelukan Minho, Cessie merasa seperti tak ada masalah yang terlalu sulit untuk diatasi.

Mereka berdua bersiap-siap dan keluar dari kamar menuju area komunal. Gladers yang lain mulai berkumpul di sana, dan atmosfer menjadi hidup dengan tawa dan obrolan mereka.

Cessie melihat Nick bermain-main dengan beberapa Gladers lainnya, dan senyum menghiasi wajahnya. Dia sangat dicintai oleh para Gladers, dan Cessie tahu bahwa dia aman dan bahagia di sini bersama mereka.

Minho dan Cessie duduk bersama para Gladers, berbicara tentang rencana untuk hari ini. Mereka tahu bahwa WICKED akan terus mengawasi mereka, tetapi mereka tidak akan membiarkan itu menghentikan upaya untuk menyelamatkan yang lain.

Hari telah berubah menjadi siang, dan para Gladers berkumpul di area komunal. Rencana untuk menyelamatkan Thomas dan subject lainnya menjadi topik utama pembicaraan. Mereka duduk di sekitar meja panjang, mencoba merencanakan setiap langkah dengan hati-hati. Gally, yang tampak serius, memulai diskusi.

"Kita harus bergerak cepat. WICKED tidak akan membiarkan Thomas dan yang lainnya terlalu lama. Mereka bisa saja mengambil tindakan ekstrem jika mereka merasa terancam." Jelas pria itu.

Surviving Shadows - Book 4 (Minho Fanfic - TMR)Where stories live. Discover now