51. Selamat jalan, Papa

34K 2.7K 1.4K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #Paulavalencia dan #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu jangan sampe ketinggalan 😜!

Update spesial menemani kalian yang malming nya di rumah aja, seperti biasa, jangan lupa vote and spam komentar ya🫶🏻

JANGAN SKIP SCENE MANA PUN YA!

Noted: untuk pembaca Darren Margantara jalur Arkaninda yang sebelumnya sudah membaca cerita Arkaninda sampai ending, dimohon untuk tidak spoiler alur di kolom komentar, jika ketahuan spoiler bakalan aku blok dan kalian ga bisa baca cerita ini lagi⚠️

Noted: untuk pembaca Darren Margantara jalur Arkaninda yang sebelumnya sudah membaca cerita Arkaninda sampai ending, dimohon untuk tidak spoiler alur di kolom komentar, jika ketahuan spoiler bakalan aku blok dan kalian ga bisa baca cerita ini lagi⚠️

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

02.02 AM, Italia.

Seorang pria dewasa berpakaian serba hitam memasuki ruangan dengan langkah sopan. Hal tersebut langsung membuat Adiwijaya yang tengah duduk di kursi kebesarannya seraya menikmati minumannya itu menoleh.

 Hal tersebut langsung membuat Adiwijaya yang tengah duduk di kursi kebesarannya seraya menikmati minumannya itu menoleh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Ada apa, Darwis?” tanya Adiwijaya pada salah satu anak buahnya yang datang itu.

“Saya baru saja mendapatkan laporan bahwa nona Melody telah meninggal, Tuan bos.”

Detik itu juga Adiwijaya bangkit dari duduknya. Berita ini cukup mengejutkannya. Pasalnya, Melody adalah alat untuk ia bisa mengetahui kabar tentang cucunya di sana.

“Kapan gadis itu meninggal?” tanya Adiwijaya.

“Sore tadi, Tuan bos. Sekitar pukul setengah limaan.”

Adiwijaya menghembuskan napas berat. “Baik, kamu boleh keluar,” katanya, yang langsung dibalas anggukan oleh Darwis dan pria itu pun keluar dari dalam ruangan.

Adiwijaya kembali duduk di kursinya dan memijat pelipis. Kemudian ia meraih ponselnya untuk menghubungi seseorang.

“Kamu sedang ada urusan?” tanya Adiwijaya kala panggilan sudah terhubung dan ia merasa orang yang ia hubungi itu cukup berisik di sana.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Where stories live. Discover now