10. The Player

77.9K 4.9K 273
                                    

WAJIB FOLLOW: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wattpadtiaa jangan sampe ketinggalan 😜!

Join GC WA dan berbincang langsung dengan para role players DM ke; @ofcreaderswattpadtiaa

DAFTAR RP DM ke; @wattpadtiaa

⚠️slightly dangerous part[17+]⚠️

"L-lista, Ghea, Anin?" Paula terkejut bukan Main

ओह! यह छवि हमारे सामग्री दिशानिर्देशों का पालन नहीं करती है। प्रकाशन जारी रखने के लिए, कृपया इसे हटा दें या कोई भिन्न छवि अपलोड करें।

"L-lista, Ghea, Anin?" Paula terkejut bukan Main. Entah sejak kapan tiga sahabatnya itu berada di UKS.

Memang bel pulang sekolah telah berbunyi, pasti mereka ke sini untuk menjemputnya pulang. Mati, Paula telat kembali ke tempat ini sebelum mereka datang.

"Lo dari mana?" Pertanyaan dingin dan mengintimidasi itu keluar dari mulut Calista. Detik itu juga Paula menunduk, tidak tahu harus menjawab apa. Berbohong, itu sangat sulit ia lakukan.

"Katanya sakit?" Ghea ikut menanya. Makin bikin Paula gemetaran di tempatnya, di ambang pintu.

"Dari mana, La?" tanya Calista lagi karena Paula tak kunjung menjawab.

Aninda menatap tiga sahabatnya bergantian, lalu menggeleng pelan. Mengerti Paula tengah kebingungan, maka gadis itu pun melangkah mendekatinya.

"La, kenapa? Abis pipis atau ... abis dari mana?" tanya Aninda selembut mungkin, agar Paula mau membuka suaranya, dan tidak takut.

"U-ula abis t-tangkap Cia, t-tapi pergi."

"Cia apaan?" Ghea tidak mengerti.

"Teman," jawab Paula.

"Siapa?" tanya Aninda lagi.

"Cia, Anin." Paula berusaha sabar. Kenapa teman-temannya ini tidak bisa mengerti bahwa Cia adalah teman yang mengghosting nya?

"Hadeuh, terserah deh. Mau Cia, Cio, Cie, Ciu. Balik aja yok," ujar Ghea tak ingin pusing, kemudian berjalan keluar lebih dulu sambil membawa tas Paula yang memang ia bawakan dari kelas.

"Amer aja jangan ciu," Aninda tertawa dan menyahut.

"Ayo, Lis!" Kemudian Aninda mengajak Calista yang malah diam saja dengan pandangan tak lepas dari Paula.

Sedangkan Paula langsung dirangkul oleh Aninda untuk pulang. Percuma juga bertanya kepada gadis ini, pikir Aninda. Kepolosan dan ketakutan yang bercampur tak akan membuat ia berkata jujur, dan mereka mendapatkan jawabannya. Biarkan saja gadis itu bercerita sendiri nanti.

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें