50. Ancaman

35.1K 3K 2.3K
                                    

WAJIB FOLLOW WATTPAD AUTHOR: Tialrhyu BIAR ENGGAK KETINGGALAN INFO UPDATE!!

Bantu promosikan cerita ini ke teman atau sosial media kalian! Post di tiktok atau reels gunakan hastag #darrenmargantara #Paulavalencia dan #tialrhyu, ya!❤️

Cek selalu spoiler next part serta konten menarik di tiktok: @wattpadtiaa or Instagram: @tialrhyu & @wp.tialrhyu jangan sampe ketinggalan 😜!

Hai bunny! yeay Darren up! kamu lagi ngapain waktu dapat notif? 😋

Seperti biasa, kalau lagi di keramaian, menjauh dulu, yuk! pastikan kamu sendirian biar feel lebih kerasa<3!!

TYPO TANDAI YA! JANGAN LUPA VOTE DULU BIAR BERKAH! SEMOGA YG VOTE DAN KOMEN DAPAT UANG SEKOPER🙏🏻🙏🏻

TYPO TANDAI YA! JANGAN LUPA VOTE DULU BIAR BERKAH! SEMOGA YG VOTE DAN KOMEN DAPAT UANG SEKOPER🙏🏻🙏🏻

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Beberapa jam yang lalu, sebelum Melody ditanyakan meninggal.

"Mel, kamu harus kuat, ya, Sayang. Kamu pasti sembuh." Mira menggenggam erat tangan Melody yang sudah terbaring lemas di atas brankar. Rasanya, tenaga gadis itu sudah terkuras habis. Melody merasa akan kalah dengan penyakitnya. Melody merasa bahwa ini adalah akhir dari segalanya.

"M-mi," panggil Melody susah payah.

"Iya, Sayang? Mami di sini, Mel. Mami sama kamu terus. Mel harus kuat, ya?" balas Mira, dibalas gelengan lemah Melody. Bahkan gadis itu sudah tak yakin akan bertahan lebih lama.

"A-arkan di ... mana?"

"Ada, Arkan bentar lagi bakal ke sini. Sabar ya, Sayang. Mel harus kuat tunggu Arkan ke sini."

"Kita harus pake dokter lain, dokter Atmaja gak masuk katanya." Wiguna tiba-tiba masuk ke dalam ruangan, lantas mengalihkan fokus Mira dan Melody. "Gapapa ya, Sayang?" Wiguna meminta persetujuan putrinya. Sedari tadi, Melody memang menolak ditangani oleh dokter lain. Melody sudah terlanjur yakin kepada Atmaja dan lebih nyaman dengan dokter itu, padahal kondisi Melody sudah tak bisa disepelekan lagi. Melody membutuhkan penanganan dengan segera.

Hueek...

"Mel!" panik Mira, Melody tiba-tiba muntah lagi seperti beberapa saat lalu, dengan cepat wanita itu pun meraih wadah yang tersedia di nakas dan mengarahkannya pada mulut Melody. Wajah Melody semakin pucat.

"Sayang," ujar Mira, makin tak tega melihat kondisi putrinya. Wiguna ikut mendekat, ia mengusap rambut panjang Melody, lalu terperangah karena beberapa helai rambut gadis itu menempel di telapak tangannya. Rambut Melody semakin rontok.

"D-darren dimana, Pi? D-dia tau aku masuk rumah sakit?"

"Papi udah hubungin dia, tapi belum dibaca," balas Wiguna. "Mungkin masih ada kelas. Kamu sabar ya, Sayang."

DARREN MARGANTARA [SUDAH TERBIT]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt