DUA PULUH SATU : Cosplay Spiderman

469 109 0
                                    

Pada punya tokoh superherofavorit? —Andira

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pada punya tokoh superhero
favorit? —Andira

⋇⋆✦⋆⋇ 

Tempat ini sebenarnya berdebu, tapi hidungku tak merasa sesak ketika aroma parfum Anan jauh lebih kuat menetralkan sistem pernapasanku. Jadi aku baik-baik saja.

Di sini juga sempit, aku hanya bisa berselonjor tanpa rebahan. Hanya bisa bersandar di dinding tanpa leluasa bolak-balik. Tapi karena raga Anan di sebelah, semua terasa lapang dan luas. Jadi aku baik-baik saja.

Kami mungkin tak bicara lagi —ketika aku mengungkapkan isi hati, tapi kalau dipikir-pikir, aku juga tak menyesal sudah bilang begitu padanya. Meski Anan akan menjauhiku, atau tak ingin lagi melihat wajahku, tak apa. Setidaknya aku bisa mengungkapkan ini sebelum salah satu di antara kami meninggal dunia. Jadi aku baik-baik saja.

Kecanggungan kami mampu membuat Anan mau menghubungi Jondara, tapi ketika sebuah panggilan hampir tersambung. Tanda-tanda kehidupan dari ponselnya lindang, dan cahaya pun hilang dari tempat ini.

Anan kehabisan baterai.

"Ppfftt." Dalam keheningan yang berkuasa, aku tak kuasa menahan gejolak ini. Rasanya kurang ajar, kalau ada Jo, sudah ditempelengnya kepalaku. "Gue tau banget, cinta pertama itu emang enggak pernah berhasil. Kayak, lu pernah gak ngebayangin kita bisa bersama? Kayak di film, kayak di novel, kayak  ... harapan gue sebelumnya. Gila sih," ujarku.

"Pernah," jawab Anan.

"Hah?"

"Membayangkannya," sahut Anan, "Kita sama-sama, satu rumah. Lu jadi istri, dan gue jadi suami. Setelah itu, kita jadi ayah dan ibu dari anak-anak kita. Lu masak, gue makan. Lu bersih-bersih rumah, gue ngopi depan pelataran. Lu ngurus segala hal di rumah, dan gue kerja. Semuanya, Dir. Sampai salah satu di antara kita nutup mata, gue udah pernah bayangin."

Mulutku terbuka mendengar ceritanya, itu sesuatu yang asyik, bahkan aku bisa membayangkannya. "Maaf udah bikin lu nunggu terlalu lama, tapi lu ngerusak harga diri gue," katanya kemudian.

"Lah ngerusak apaan?"

"Ngapain lu ngungkapin perasaan duluan?! Gue jadi enggak terlihat gentleman lagi, Dir."

"Eh, maksud gue  ...."

"Ngungkapinnya dalam loteng lagi, ada banyak tempat bagus dan juga indah buat saling bilang suka."

Astaga dia membuatku tergelak. "Gue pikir lu marah karena enggak suka sama gue, Anan," ujarku.

"Kembalikan harga diri gue!" Anan kambuh ngedumelnya, seperti biasa ketika dia merajuk dan cemburu gara-gara Jondara. "Tapi gue senang meski di tempat yang kurang rekom buat orang yang berniat diterima cintanya." Sekarang dia mengacaukan kerapian rambutku.

"Anan, jangan kacau!" Kugeplaklah tanganya sampai berbunyi suara plak yang begitu kencang, sang empunya meringis. "Mungkin buat beberapa orang, memang ada tempat-tempat indah yang romantis dan menarik. Tapi menurut gue ya, Anan, enggak sepenuhnya. Karena selama itu sama lu, Mau kita di mana pun, semua tempat bakal jadi terasa indah," katanya.

MAMPU✓ Where stories live. Discover now