SEBELAS : Andira Halangan

631 115 0
                                    

Lihat tembok aja emosi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lihat tembok aja emosi. Kirain
kenapa, ternyata tamu datang. —Andira

⋇⋆✦⋆⋇ 

Jadwal kalau hari senin untuk kelas kami itu pasti penjaskes, hal yang kusuka kalau sudah mata pelajaran ini adalah praktik abal-abal saat gurunya tidak masuk. Serius, Pak Jamal sedang ada urusan dengan kucingnya, mungkin berak hijau lagi, dan beliau lebih memprioritaskan binatang itu daripada kami siswa-siswanya. Mungkin dibanding hewan peliharaan beliau, kami jauh lebih menjengkelkan hingga ia tidak begitu mengemukakan profesinya sebagai guru.

Tidak masalah sih, sebab bukan hal yang menyedihkan kalau Pak Jamal tidak ada. Buktinya kami berlarian ke sana ke mari dan tertawa ... namun bila waktu berpisah tlah tiba, kuingin kau ... ANJAY SLIBAW.

"Lu ngapa, Dir?" Haikal teman sefrekuensiku —dalam mencari gara-gara —kini duduk memposisikan diri di sebelahku, sambil minum, yaitu lepas meraih botol mineral yang juga memang itu adalah minuman milikku. "Biasanya lu aktif guling-guling di tengah lapangan buat ngerebut bola," katanya lagi.

Apa yang dikatakan Haikal tidak salah, tapi untuk membuat onar seperti biasa, kurasa bukan waktu yang tepat saat perut dan juga perasaanku tidak dalam kondisi stabil. Tidak tahu juga, tiba-tiba perutku terasa sedikit nyeri, padahal kalau diingat-ingat mengenai masakan Mama pagi tadi aman-aman saja kok.

"Jo kayak dapat musuh dalam selimut gak sih?" Haikal membuat pemikiranku teralih, lantaran arah bicaranya tepat tertuju pada dua sosok yang bermain dalam pembagian kelompok berbeda, maka tidak mungkin rasa-rasa asing yang menganggu bermunculan lagi di hatiku. "Apa mereka lagi bersaing buat satu cewek, Dir?" tanya Haikal lagi.

"Gak mungkin lah!" sanggahku.

"Lah ngegas lu?" balas Haikal.

"Ya maksud gue si Jo enggak mungkin suka Renata."

"Loh emang gue nyebut kalo mereka berantem gata-gara Renata?"

"Kan lu bilang ngerebutin cewek!"

"Kan cewek bukan cuma Renata doang!"

Kami sama-sama terdiam dalam perdebatan kecil itu, tetapi tampak Haikal punya bahan lagi untuk melanjutkannya. "Lu harus lihat quotes mereka berdua, anjay slibaw temanya itu loh spretetetetew!" Ucapannya membuatku mau menghantam wajah Haikal dengan kepala kambing. "Yang satu bahas cinta, terus yang satunya lagi bahas mati. Jadi kek cinta mati gak tuh?" Dan kalau sudah menggosip dengannya, aku seakan lupa dunia.

" ANDIRA BOLA!" Termasuk itu kehadiran benda bulat yang melayang cepat ke arahku, hantamannya keras sekali, mungkin karma juga sih karena sebelumnya mau menghajar wajah Haikal.

MAMPU✓ Where stories live. Discover now