Malam Lain di Rooftop

7K 620 74
                                    

Di ketinggian delapan meter diatas permukaan tanah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di ketinggian delapan meter diatas permukaan tanah.

Dengan tali pengaman mencengkram tubuhnya, sekuat pegangan kedua tangannya pada cekukan dinding yang menjadi sahabatnya sejak tiga tahun lalu itu. Sudah terbiasa dia membawa tubuhnya naik ke atas, menahan beratnya sendiri, menikmati tarikan seluruh otot di tubuhnya yang membuat dia merasa hidup.

Tapi sesi kali ini agak terlalu berlebihan.

Akmal lupa sudah berapa kali dia memanjat. Jemarinya ngilu, detak jantungnya sudah berdentum sampai terdengar di telinga, bajunya kuyup dan dia tau dia memang harus melepaskan pegangannya sekarang sebelum tubuhnya kehilangan kendali.

Maka lelaki itu membiarkan tubuhnya lepas.

Melayang di udara perlahan sampai akhirnya mendarat dengan tubuh yang tak kuat menahan bobotnya, membuat dia berlutut ke lantai.

Saat dia membiarkan tubuhnya menenangkan diri, sebuah gulungan kaos kaki menghantam wajahnya.

Akmal merengut ke sumber kejahilan itu. Dua orang pria kurus tertawa dan seorang perempuan dengan model rambut yang dicukur habis setengahnya itu hanya bisa tersenyum kecut melihat kelakuan kawannya.

"Udah habis baterainya nih mas Akmal?" Lelaki bernama Eko menjadi orang pertama yang menyelesaikan olahraga. Dia bahkan sudah ganti baju dan memakai tas ranselnya.

"Yuk naik sekali lagi yuk. Ntar tak traktir bakso Malang wes." Ocehan Idzhar kawan satunya membuat sang perempuan menyetil lengannya.

"Jangan gitu lah mas."

"Serius aku Yul! Biar puas dia galaunya."

"Berisik!" Akmal balik melempar kaos kaki itu sampai mengenai muka si Idzhar membuat lelaki itu melongo kena serangan balik.

"Nah, gue minta maaf nih gue gak bisa ikut nongkrong. Maklum, istri lagi hamil, pengen suaminya pulang cepet biar bisa manja-manjaan hehe."

"Skip, yang gak jomblo bukan geng kita."

"Lha terus Akmal apa dong?"

"Ya gantung lah!" Sekali lagi lemparan candaan antar Eko dan Idzhar membuat Yuli menggelengkan kepalanya.

Perempuan itu melihat Akmal tak mau menggubris, atau lebih parahnya dia tak terlalu fokus sampai membuka tali pengamannya tanpa ekspresi, "Mal jangan bengong mulu. Buruan bersih-bersih. Gue pengen makan pizza nih."

"Iya Yul." Akmal merenggangkan tubuhnya, mengambil tas yang dipegang Yuli dan pergi ke toilet tanpa melihat ke Eko dan Idzhar yang saling menatap tak nyaman karena Akmal terlihat kurang menyatu dengan candaan mereka hari ini.

*

Tak biasanya Akmal mampir ke suatu tempat sepulang kerja, apalagi masih di hari kerja.

Kali ini dia dan kedua temannya memilih mampir ke Jokie Coffee Bar, mereka duduk di area outdoor lantai dua dimana mereka bisa duduk nyaman di sofa single dengan meja bundar yang menyediakan pizza besar, nachos yang tinggal setengah porsi dan masing-masing segelas minuman pilihan.

MAS IT & MBAK SECRETARYWhere stories live. Discover now