Steve VS Erina

6.9K 528 16
                                    

Kapan ya terakhir Erina merasa sesenang ini?

Bahkan di hubungannya sebelum ini, dia tak pernah tuh sampai membayangkan betulan ada kupu-kupu cantik yang berterbangan heboh di dalam perutnya.

Dia juga tak tahu kalau perasan benar-benar bisa seindah itu.

Dia tak tahu, rasa pisang bisa jadi seenak ini.

Seperti orang bloon, gadis itu menatap layar pc nya dengan tangan kiri menopang dagu, pisang yang tinggal setengah di tangan kanan, mata yang sayu tertuju ke satu foto yang menampilkan profil Akmal di LinkedInnya. Di website profesional itu, Akmal memakai setelan kemeja dan jas yang keren, plus satu senyum lebar yang sangat jarang dia lihat di wajah Akmal secara langsung.

"Kalau dipikir-pikir ya, apa sih spesialnya lo?" Erina meracau sendiri, "lo tuh cuma mas-mas biasa yang jutek, sok eksklusif, tergila-gila sama games dan bukan tipe gue banget. Tapi ... Something bout you, makes me feel like a dangerous woman."

Erina menggigit pisangnya dengan potongan besar. Mengunyahnya sambil tetap senyum, "lo gak ngapa-ngapain aja gue gemes banget sama lo tau. Tau gak sih lo rasanya gemes sama orang?"

Momen sunyi Erina mendadak dikacaukan dengan suara pintu yang terbuka. Secepat itu jarinya bergerak menutup browser, menghilangkan jejak stalkingnya.

Yang masuk adalah Xavier. Pria berkacamata itu menatap sinis Erina yang mulutnya penuh.

"Gue mau meeting darurat sama lo, disuruh bu Berta. Tapi katanya di sini aja. Beliau lagi pengen sendiri."

"Oh. Duduk deh Vi."

Xavier kesusahan meletakkan ranselnya yang tampak super berat. Sebagai asisten pribadi bu Berta, dia memang orang yang sigap dan penuh perhatian. Tak heran Erina pernah melihat catokan bu Berta di dalam tas pria itu.

"Mengenai rapat kerja tahun ini Rin." Xavier membenarkan kacamatanya, "konsepnya sih sama dengan tahun-tahun sebelumnya. Semua divisi harus laporin pencapaian kerja mereka dengan cara sekreatif mungkin. Mau pake cara drama musikal, pementasan, info berita kek, konser kek, apa pun itu. Berhubung lo gak punya divisi, lo akan jadi penanggung jawab acara dan berhubungan langsung sama gue untuk segala acc. Nanti tim intinya ada gue, lo, mbak Kia sebagai salah satu tim juri dan mas Akmal sebagai penanggung jawab utama IT."

"Akmal? Akmal satu tim sama kita?" Tanya Erina bersemangat sampai menjatuhkan pisangnya ke meja.

"Iya. Tapi gue tegaskan sama lo untuk jangan berani-berani ambil kesempatan. Gue udah denger semua tentang lo sama Akmal dan gue paling muak sama drama romance, jadi jangan aneh-aneh. Oke?"

"Ih kenapa sih? Emang Lo pikir gue mau ngapain?"

"Ya gak tau. Ini pesan bu Berta loh Rin. Bu Berta mutusin untuk gak cerita soal lo dan Akmal ke pak Rudolf karena bu Berta masih mau kasih kesempatan sama lo."

"Yah curang. Masa mainnya anceman gitu?" Xavier adalah satu-satunya orang yang tahu kalau Erina masuk ke kantor ini karena dia keponakan bu Berta. Makanya Xavier sinis pada gadis itu. Xavier sendiri betulan muak pada hal yang namanya KKN. Namun dia tak bisa berbuat banyak.

"Gue gak peduli lo mau ngomong apa. Yang jelas, gue sudah kirimin konsep acara tahun lalu ke email lo dan enaknya lo sih tinggal ganti tanggalnya aja. Semuanya udah gue kerjain."

Erina lantas membuka kembali browsernya, ke menu Gmail, "mana? Belum ada email."

"Email lo Erina Valerie 2022 kan?"

Mata Erina melihat ke sudut kanan atas layarnya, dia masih login menggunakan email keduanya, "oh sorry. Yang itu ya hehe." Gadis itu segera membuka aplikasi gmail di ponselnya.

MAS IT & MBAK SECRETARYWhere stories live. Discover now