Erina Valerie baru saja diterima menjadi seorang sekretaris perusahaan berbasis edukasi online. Namun sikapnya yang genit membuat dia tertantang ketika harus berhadapan dengan Akmal Winarto, seorang staf IT yang terkenal super cuek.
Bukan Erina nam...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Hal pertama yang Akmal lakukan hari ini di kantor adalah ke ruangan Erina. Memeriksa komputernya yang entah bagaimana tampilannya jadi miring kesana kemari seolah seseorang yang berpengalaman sudah mengacak tampilannya.
Bukan hal yang sulit bagi Akmal untuk memperbaiki ini. Tapi dia segera mendelik ke gadis yang duduk di depannya itu saat akhirnya dia menemukan sumber masalahnya, "kamu sengaja bikin pc ini error ya?" Tuduh Akmal.
Mata Erina mengerjap agak lebih cepat, perilaku khasnya yang Akmal sudah hapal kalau dia sedang kepergok, "kata siapa? Sembarangan kamu ... "
"Oke, kalau kamu gak mau ngaku. Aku tinggal kirim balik 'sedikit games' ke laptop Nathan biar dia ada kerjaan lain selain ngeremote dan ngacak-ngacak PC kantor."
"Eh ... " tahan Erina segera, membuatnya mengkonfirmasi kalau Erina memang sengaja membuat PC nya kacau dibantu Nathan. Gadis itu menghembuskan napas berat, "iya deh iya. Aku emang sengaja bikin kayak gitu. Habisnya kamu sih! Ini udah dua Minggu tau kita gak ngedate. Kamu sibuuuk terus. Tiap Minggu juga kamu selalu pulang ke Tangerang. Katanya mau berbagi waktu sama aku?"
Perempuan ini ...
Ada-ada saja kelakuannya.
Akmal menggaruk kepalanya yang tak gatal. Sekarang setiap pulang kerja mereka selalu saling menunggu dan pulang bersama walau Erina tetap dijemput supirnya dan dia naik mobilnya sendiri. Akmal kira pertemuan mereka yang sesering itu akan membuat gadis itu sedikit melonggarkan sikap manjanya. Atau minimal sedikit bosan lah.
Tapi demi apa pun, tak ada satu persen pun dari Erina yang berkurang. Baik tatapan manjanya, semangatnya saat mereka bertemu, ucapan-ucapan mesranya. Yang Akmal rasa, semakin hari gadis itu seperti makin nempel padanya.
Sekarang, malah begini kejadiannya.
"Aku kan udah bilang, malam minggu ini aku sama kamu."
"Hari minggunya juga sama aku kan?" Tagihannya dengan wajah merengut.
"Iya. Malam minggu dan hari minggunya sama kamu pokoknya."
"Staycation?" Tanyanya sumringah.
"Yee ngelunjak."
"Bercandaaa!" Kedua tangan Erina mengambil tangan kanan Akmal. Dia memijat buku jari Akmal, "aku tuh kan kangen sayang. Pengen jalan-jalan santai sama kamu, makan bareng sama kamu ... "
"Tiap hari kita ketemu loh. Tiap hari kita juga makan bareng."
"Tapi kan gak bebaaaas. Aku gak bisa suapin kamu, gak bisa cium-cium kamu."
"Ya kan minggu ini kita bareng. Tinggal beberapa hari lagi kok. Bisa sabar kan?"
"Ini aku udah sabar!"
"Sabar sih, tapi sambil modus-modus biar kita bisa berduaan di jam kerja gini. Emang kamu gak ada kerjaan?"
