Status (?)

8.7K 488 28
                                    

Ada satu kenangan buruk yang membuat Akmal tak suka melihat pemandangan ini.

Jalanan yang berkelok, pepohonan yang rimbun, sawah membentang luas, belum tiga puluh menit masuk ke area Lembang saja dia sudah merasa mual. Bahkan pura-pura tidur tak membuatnya berhasil tidur betulan.

Apalagi sekarang dia harus duduk di kursi bis paling pojok kanan.

Yah begini lah nasibnya orang lajang. Bis bagian depan dipenuhi oleh karyawan yang sudah berkeluarga. Jatah satu orang boleh membawa maksimal tiga anggota keluarga. Itu lah kenapa nyanyian karaoke ibu-ibu ramai bersahutan dengan suara tangis bayi. Entah bayi siapa. Yang jelas bukan anaknya Kia, karena keluarga Kia naik mobil van milik anggota band yang turut hadir ke villa.

Satu-satunya harapan dia untuk duduk disamping Erina juga pupus sudah. Karena Nathan tak mau duduk di belakang, katanya sih dia takut mabok. Tapi sekarang si Nathan malah duduk dengan Jessica, adik Xavier. Sementara Xavier dan Erina yang duduk di tiga bangku di depan tampak selalu membuang muka sepanjang perjalanan.

Sambil terus memeluk perutnya dengan bantal Arsenal milik Ridwan, Akmal pun membuka ponselnya. Ke aplikasi maps yang memantau perjalanan mereka sejak tadi. Setidaknya mereka baru akan tiba empat puluh lima menit lagi. Sepertinya villa mereka betulan di atas gunung. Akmal melihat ke luar, ada belokan tajam lagi di depan.

Ah semakin lama dilihat, kepalanya malah semakin pusing!

Dia memutuskan fokus ke ponselnya lagi. Kini masuk ke aplikasi WhatsApp, ke menu status whatsapp, dimana dari thumbnail saja sudah terlihat kalau foto status orang di daftar kontaknya, kompak banner family gathering Ang Siwa Learning Center. Semua orang memang harus mengupdate status mereka sebagai pemberitahuan juga untuk orang-orang yang mungkin punya koneksi dengan klien.

Bosan menggulir status whatsapp, Akmal pindah ke Instagram. Aplikasi ini jarang sekali dia pakai. Yang dia follow juga cuma beberapa portal berita terupdate.

Tapi ketika dia pergi ke kolom search, muncul lah akun yang selama ini selalu dia stalking.

Yang paling atas, tentu akun Erina.

Akmal menggeser duduknya lebih ke kanan agar Ridwan tak bisa melihat apa yang sedang dia lihat di layar. Kepala Akmal bersandar ke kaca jendela. Dia tak peduli nyeri yang datang akibat terantuk beberapa kali.

Foto terakhir yang Erina upload adalah foto ramen mereka waktu makan di restoran Jepang. Fotonya tanpa caption. Walau begitu, tetap ada dua puluhan komen entah dari siapa yang menyatakan kalau ramen itu kelihatan enak.

Foto lainnya, kebanyakan mirror selfie yang tidak menunjukkan wajah. Namun yang menarik tentu saja selera pakaian Erina yang modis dan pas di badannya.

Setelah agak scroll kebawah, baru dia menemukan foto sumber kontroversi anak-anak kantor. Yaitu foto Erina dengan bikini. Padahal kalau dilihat-lihat, Erina hanya posting foto bikini ketika dia di pantai atau disamping kolam renang. Rasanya itu momen yang wajar. Yang tak wajar adalah, anak-anak kantor tak pernah punya pengalaman berteman dengan perempuan yang punya penampilan seperti model. Mereka cenderung norak.

Termasuk Akmal.

Dia cuma bisa menggeleng kalau melihat foto-foto ini. Di salah satu foto dengan gambar Erina tengah duduk santai di pinggir kolam. Bikininya hitam, tapi seperti ada gemerlap emasnya. Di foto ini kulitnya masih gelap hasil tanning. Ada bekas belang tali bikini yang melintang di bahunya, sementara bikini yang dipakainya ini model tanpa tali. Kakinya tampak sangat panjang dengan celana dalam model itu. Perutnya terlihat begitu rata. Tak heran, hobinya saja cuma makan buah dan sayur. Berkat itu, tubuh kurusnya kelihatan segar dan sehat. Sangat menyenangkan untuk dilihat.

MAS IT & MBAK SECRETARYWhere stories live. Discover now