Jejak si Mantan 😡

7.4K 570 28
                                    

Erina tak terlalu sadar sebelumnya, kalau dapurnya ternyata secantik ini!

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Erina tak terlalu sadar sebelumnya, kalau dapurnya ternyata secantik ini!

Dari balik kompor induksinya, dia bisa melihat melalui jendela langsung ke kolam renang belakang rumah. Perpaduan antara birunya kolam, segarnya hijau rerumputan, langit pagi tampak cerah walau yang terlihat cuma putih tertutup awan. Tapi tetap, semuanya menyenangkan.

Apalagi bau sedap masakannya sudah menghiasi dapur sejak tadi. Tidak terlalu menyengat, ada sedikit aroma pedas yang Erina rasa sempurna untuk menggugah selera makan.

Gadis itu menepuk-nepuk tangannya dengan puas, memandangi kotak makan biru muda yang sudah terisi pasta fusili arabiata dengan potongan daun basil dan topping parmesan cheese.

Walau Rudolf bukan ayah kandungnya, berada di dapur yang sama dengan Rudolf selama bertahun-tahun membuat dia memiliki kemampuan yang aneh soal memasak. Dia tak pernah memikirkan bumbu apa saja yang dia punya. Karena toh dapurnya tak pernah kekurangan bumbu inti. Tapi kemahiran jemarinya mencampurkan sejumput perasa ini itu, adalah sebuah anugerah. 

Semakin lama, semakin dia terbiasa. Semakin lama, semakin bervariasi model masakannya. Dan pagi ini, memasak pasta di pagi hari tentu bukan hal yang biasa dia lakukan tanpa ada niat khusus.

Karena makanan ini akan dia sajikan dengan manis di meja Akmal.

Hmm, bagaimana ya kalau Akmal tau, ternyata perempuan yang kelakuannya cuma makan pisang ini ternyata bisa membuat makanan seenak ini? Yang bahkan kalau ada di restoran bisa jadi salah satu makanan yang mahal. 

"One last touch." Erina menutup kotak makannya. Kalau papanya melihat, dia bisa-bisa dijitak sih. Erina ingat dulu Nathan pernah diomeli gara-gara menyimpan spaghetti buatan papanya di kotak makan seharian dan membuat makanan itu berbentuk kotak, sudah tak bisa diaduk lagi.

Dengan ceria Erina memasukkan kotaknya ke dalam tas kecil khusus kotak makan tersebut, dan saat dia berbalik ...

Tangan Erina menggantung di udara, menatap sang ayah sudah bersidekap memperhatikannya dari atas ke bawah, "turun ke dapur dari jam lima pagi, masak dengan kemeja kerja tanpa pake celemek. Dan senyum-senyum sendiri waktu nyiapin makanan. Coba kasih tau papa, siapa laki-laki itu?"

"Apa?" Erina menyampirkan rambutnya ke belakang telinga.

"Kamu udah denger pertanyaan papa. Siapa laki-laki yang lagi kamu incer?"

Sial.

Erina yakin sekali tadi pagi papa dan mamanya pergi karena ada rencana mengunjungi villa papa yang di Lembang. Tapi kok jam segini sudah ada di sini?

"Gak usah sok polos gitu mukanya. Papa sama mama habis mampir ke pabrik dulu sebentar, terus milih puter balik karena ada kecelakaan yang bikin macet panjang. Sekarang, jawab pertanyaan papa."

Erina menganalisa perkataan papanya. Nadanya datar, terlalu datar untuk orang marah. Tapi terlalu datar juga untuk orang yang sedang meledek. Tapi mukanya seperti menahan senyum.

MAS IT & MBAK SECRETARYWhere stories live. Discover now