Erina Valerie

28K 819 24
                                    


Erina Valerie, sudah seperti fenomena tersendiri di Ang Siwa Learning Center

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Erina Valerie, sudah seperti fenomena tersendiri di Ang Siwa Learning Center.

Bagaimana tidak? Ditengah-tengah penghuni gedung empat lantai yang diisi para karyawan jenius dengan berpenampilan super formal, penampilan Erina tampak mencolok mata.

Kulit gelap hasil tanning, gigi cerah dan rapi yang didapatkan dari veneer, rambut wavy sepunggung yang tampak tebal, make up bold serta bulu mata ekstension dan baju-baju mini yang mempertontonkan tubuh gitar Spanyolnya menjadi pusat perhatian dan topik hangat.

Apalagi, sikapnya luar biasa ramah.

Sebagai orang yang sering datang tepat di waktu bel masuk berbunyi, dia akan langsung menyapa semua orang dari lantai satu sampai lantai tiga. Dia akan menjawab semua panggilan, melontarkan candaan, memenuhi semua undangan, tanpa pandang bulu!

Dalam satu minggu, kecantikan dan kesupelan Erina mulai membuat beberapa orang gerah. Kok bu Berta merekrut sekretaris seperti Erina untuk ditempatkan di kantor? Padahal bu Berta sendiri sudah punya asisten pribadi yang menemaninya kemana-mana. Karena memang bu Berta lebih sering kerja di luar kantor.

Satu-persatu, 'kekurangan' Erina mulai menyebar. Ada yang bilang gadis ini gemar merokok di belakang kantor, ada yang berhasil menemukan sosial media Erina dimana dia sering update waktu di club, malah katanya hampir setiap malam. Kabar burung itu berkembang dari mulut ke mulut. Melebar ke satu topik yang membawa image Erina ternyata cewek gampangan.

Gosip itu coba dibuktikan oleh Gerald, manager operasional yang menjadi salah satu fans Erina sekaligus orang bermuka dua yang bisa tiba-tiba nimbrung dengan para cewek untuk membicarakan keburukan gadis itu, "Er, nanti balik jam berapa?" Gerald menghampiri Erina di pantri lantai satu yang sedang menyeduh kopi sachet.

"Kenapa Ger?" Suara Erina dalam dan agak serak. Seperti suara peminum alkohol. Dan itu menambah keseksian Erina lima puluh persen di mata Gerald!

"Jalan yuk. Terserah lo deh mau kemana."

"Wih tumben?" Erina menyeruput kopinya, memperhatikan rekan kerjanya yang bertubuh gempal itu tampak gelisah dengan berkali-kali menggaruk pergelangan tangannya sendiri.

"Mau ya? Mungkin kita bisa muterin tempat mana pun yang lo mau. Terus, kalau lo mau ... Please catet ya, kalau lo mau, kita bisa lanjut ke Wizz atau Grand Zira." Gerald merasa seperti sedang bertaruh untuk memenangkan lotere. Kalau Erina mau, beruntung sekali dia! Kalau Erina tidak mau, dia tinggal bilang Erina munafik karena dia juga tahu Erina rajin staycation tiap minggu, entah dengan siapa.

Hebatnya, gadis itu punya pengendalian diri yang baik. Dengan penampilan dan persona dirinya, sudah tak heran dia akan pertanyaan seperti ini. Erina hanya mengangguk-angguk, jari telunjuknya mengetuk-ngetuk pelan cangkir putihnya seolah mempertimbangkan, "sayangnya malem ini gue ada undangan untuk bridal shower sahabat gue. Setelah itu lanjut ke Mighty Club karena DJ favorit gue main di sana dan ini VIP only, bukan buat orang biasa. Terus, kalau staycation, gue minimal di Sheraton atau Oakwood Suites. Dan Gerald ... " Erina membenarkan kerah kemeja lelaki itu, "gaji gue lebih gede dari gaji lo."

MAS IT & MBAK SECRETARYWhere stories live. Discover now