51 || Yore

38.2K 3.2K 1.9K
                                    

Hiiiii apa kabar?

Selalu aku ingatkan, bulan depan Alzheigara terbit. Jangan lupa menabung, karena kemungkinan di Lovrinz itu gak bisa cod😊

Stok juga terbatas

.
.
.

Jangan lupa vote dan komen yang banyakkk. Mari berkelana ke masa lalu

Happy reading ✨

____________________________________________

"Ma!"

Tok tok

"Mama! Ini Visya!"

Visya terus mengetuk pintu dengan brutal. Alzhei menarik perempuan itu untuk mundur.

"Biar gue aja.”

Sekarang giliran Alzhei yang mengetuk pintu. Tak berselang lama pintu di depan mereka pun terbuka menampilkan Rasi yang terkejut.

"Ngapain kalian ke sini lagi? Dan kenapa rame-rame?" Rasi bertanya dengan kebingungan. Terlebih lagi Visya datang tidak hanya dengan Alzhei, tapi bersama Antariksa, Langit dan Agraven.

"Kita semua mau minta penjelasan ke Mama," jawab Visya.

"Penjelasan apalagi? Kamu masih mau tau siapa orang tua kandung kamu? Itu nggak—"

"Visya udah tau, Visya udah tau siapa Visya sebenernya. Dan Visya butuh penjelasan dari, Mama."

"Anda orang yang sudah merebut putri kami?" Antariksa mulai angkat bicara. Laki-laki paruh baya itu terlihat menahan amarahnya, ia berusaha untuk bersikap tenang.

Rasi terlihat menegang. "Jangan sembarangan—"

"Jelaskan semuanya, anda mau uang? Saya akan kasih seberapa pun yang anda mau, tapi tolong kasih tau apa yang terjadi beberapa belas tahun lalu," potong Alzhei dengan tegas.

Mudah saja mengelabui Rasi, diiming-imingi dengan uang banyak matanya langsung terbuka sempurna.

"Baik, tapi dengan satu syarat," jawab Rasi.

"Tante jangan bertele-tele, apa syaratnya?" tanya Langit sudah greget sedari tadi.

"Saya mau kalian semua berjanji untuk tidak melaporkan saya ke polisi," pinta Rasi. "Kalian tidak boleh membawa masalah ini ke polisi," imbuhnya.

"Berani berbuat harus berani bertanggung—"

"Alzhei, demi istri kamu. Untuk saat ini ikuti kemauannya," ujar Agraven. Mau tidak mau Alzhei menurut.

"Oke jika itu mau anda, bisa ceritakan semuanya?" tanya Agraven.

Rasi mengangguk. "Silahkan masuk," ujarnya.

Visya masuk terlebih dahulu setelah Rasi. Ia memperhatikan setiap sudut rumah yang sederhana itu. Hanya ada dua kamar. Ia cukup merasa rindu dengan rumah itu, bagaimanapun ia besar di rumah itu. Alzhei tiba-tiba merangkul pinggangnya, dengan cepat Visya menolah.

"Kangen?" Dengan jujur Visya mengangguk.

"Ngomong-ngomong, making process anaknya Alzhei di sini," lanjut Alzhei. Visya kontan mendengkus.

Berbeda dengan Alzhei dan Visya, Antariksa refleks menutup hidungnya ketika masuk. Aroma alkohol yang tidak biasa ia cium langsung menyengat ke dalam hidungnya. Sedangkan Agraven dan Langit terlihat biasa-biasa saja karena mereka sudah terbiasa mencium itu.

"Visya selama ini tinggal di tempat seperti ini?" gumam Antariksa sangat prihatin. Begitu juga dengan Langit.

"Pantes si Visya menyebalkan, lingkungannya aja menyebalkan," gumam Langit. "Kalo aja boleh kasar, udah gue gibeng tuh tante girang. Bisa-bisanya dia ambil Visya dari kami," lanjut Langit menggerutu.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon