22 || Rumah Pertama

56.7K 4.5K 1.3K
                                    

Tampar bintangnya dulu🔥🔥
Komen jangan lupa

SORRY FOR TYPO

Ngetik ini jadi flashback sama cerita AGRAVEN_-
.
.
.

"Ke mana?"

"Ke tempat yang nggak akan pernah lo duga."

"Jangan bilang lo mau ajak gue ke neraka bareng?"

"Lo mau ngajak gue mati bareng gitu?" tambahnya menduga-duga.

Taakk

"Mulut lo ringan banget ngomongin mati," ketus Alzhei setelah menjitak kening cewek di depannya.

"Suka-suka gue," balas Visya.

Alzhei segera menarik tangan Visya menuju motornya.

"Cepat naik," suruh Alzhei sambil mengulurkan helm.

"Nggak."

"Isya ... waktu lo rusakin helm gue waktu itu, gue nggak marah ....."

"Lalu?" Alis Visya tertarik ke atas karena menunggu kelanjutan ucapan Alzhei. Memang kemarin Alzhei tidak memarahinya setelah tau helmnya rusak akibat Visya.

"Kalo lo nggak mau pake helm ini gue marah."

"Ya, marah aja. Gue nggak takut, lagian kerjaan lo, kan, emang marah-marah mulu," jawab Visya tersenyum miring.

"Gue lagi malas berdebat ...."

"Kenapa?"

"Masih pengantin baru," jawab Alzhei. Ekspresinya sungguh datar, hal itu membuatnya semakin menyebalkan di mata Visya.

"Cepat pakai," suruh Alzhei mengulangi. Helm di tangannya kembali ia ulurkan ke Visya.

"Nggak mau," tolak Visya menyembunyikan tangannya ke belakang tubuh. Dan nada bicaranya sedikit aneh menurut Alzhei.

"Kenapa?" Alis Alzhei terangkat saat bertanya.

"Masih pengantin baru," jawab Visya meniru ucapan Alzhei, bedanya ia mengulum senyum.

Alzhei bukannya terpesona melihat senyum itu, ia justru bergidik ngeri.

"Terus?"

"Pakeiiiin," rengek Visya.

Pletak

Lagi dan lagi Alzhei menjitak kening Visya sampai cewek itu meringis dan mengusap keningnya.

"Muka lo nggak ada cocok-cocoknya kayak gitu," ejek Alzhei.

"Hahaha, gue ngakak!" seru Visya tertawa. Alzhei hanya geleng-geleng. Hari demi hari ia semakin paham dengan kepribadian Visya yang random.

"Cepetan!" kata Visya setelah selesai tertawa.

"Gue yang seharusnya ngomong begitu," balas Alzhei mendengkus. "Cepetan," imbuhnya. Lagi, ia mengulurkan helm di tangannya.

"Pakein, dong! Gimana, sih, jadi suami," gerutu Visya.

Alzhei menghela napas pasrah. Tangan kanannya langsung menarik pinggang Visya agar lebih mendekat.

"Eh!" Visya reflek menggeplak bahu Alzhei. "Ngagetin," sambungnya.

Alzhei mengabaikan itu. Dengan segera ia memakaikan helm ke kepala istri baru beberapa jamnya itu. Tidak ada lembut-lembutnya sama sekali.

"Yang lembut, dong!" protes Visya.

Alzhei menarik napas panjang, lalu tersenyum.

"Iya, Isyayang," balasnya.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Where stories live. Discover now