48 || Satu Sisi

41K 3.5K 1.7K
                                    

“Bungkam mulut menghina mereka dengan prestasi.”

═━━━✥𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀✥━━━━═

Alzhei menoleh ke samping karena orang yang berjalan di sebelahnya sekarang sangat berisik.

Mata indah milik perempuan yang tengah hamil muda itu terlihat mengerjap berkali-kali. Sinar mentari pagi membuatnya tidak bisa berlama-lama untuk menatap ke arah sang surya. Ia terus berdecak.

Perempuan itu Elvisya.

"Silau?" tanya Alzhei, padahal ia sudah tau jawabannya.

"Iya, kok jadi panas, ya?" tanya Visya.

"Lo mau gelap terus?"

Mendengar pertanyaan itu Visya menolah dan sedikit mendongak untuk melihat Alzhei yang lebih tinggi darinya.

Melihat tatapan aneh dari Visya membuat Alzhei terkekeh. "Nggak usah dipikirin. Ayo," ajaknya.

Alzhei merangkul bahu Visya dan melanjutkan jalan. Cowok jangkung itu membuat Visya tersenyum karena tindakannya. Cowok itu merapatkan tubuhnya agar Visya terlindungi dari paparan sinar matahari yang mulai menyengat.

"Terima kasih," ungkap Visya tersenyum.

"Enggak perlu berterima kasih. Itu tugas gue untuk lindungi lo, dari siapapun dan apapun. Termasuk sang surya," jawab Alzhei sambil menunjuk ke langit.

"Papa nyuruh kita jalan-jalan pagi biar
kena sinar matahari pagi," ujar Visya.

"Tapi gue nggak tega liat mata lo yang susah liatin ketampanan gue," balas Alzhei. Visya langsung mendengkus.

Saat ini pasangan muda itu tengah jalan-jalan di taman kota. Tidak terlalu jauh dari rumah mereka, tapi mereka juga perlu naik mobil selama 7 menit untuk sampai ke sana.

Tadi pagi Agraven memang meminta mereka untuk berolahraga. Dan tentu Alzhei mau karena itu untuk kebaikan Visya dan calon anaknya.

"Alzhei," panggil Visya.

"Gimana rasanya kuliah? Terus gimana proses belajar kerjanya?"

"Ya nggak gimana-gimana," jawab Alzhei. Sudah terhitung 2 minggu ia menjadi mahasiswa di ASKALA.

"Teman barunya?"

"Gue nggak ada temen baru, Isya," jawab Alzhei terkekeh. Dengan cepat Visya menolah.

"Kok nggak ada? Mustahil."

"Beneran nggak ada. Temen gue masih Zeon dan Savian, beda fakultas aja."

"Langit nggak satu kampus, ya?"

Alzhei menatap Visya dengan menyelidik. "Jangan bilang lo kangen sama Langit?" tebak Alzhei.

"Apaan sih? Nggak! Gue cuma nanya aja," elak Visya. Bisa-bisanya Alzhei berspekulasi tentang itu, pikirnya.

"Siapa tau," gumam Alzhei.

"Ada cewek cantik nggak?"

"Banyak," jawab Alzhei dengan cepat.

Bibir Visya langsung mengerucut. Dan Alzhei melihatnya.

"Lo ada tertarik nggak sama mereka?" tanya Visya lagi.

"Ada."

Langkah Visya berhenti mendadak. Mau tidak mau Alzhei ikut berhenti.

Mata perempuan itu menghunus tajam ke iris mata Alzhei. Hal itu sempat membuat Alzhei bergidik.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Where stories live. Discover now