07 || The secret

58.1K 4.3K 1K
                                    

VOTEEEEEE!!!!!!!!!!!!!

Tolong komen, ya, kawaaan!
Kasih dukungan dikiiiiiit aja biar ngelanjutin cerita ini ada semangatnya gitu buat lanjut cepat hihi

Maafkan typo dan cacat logika lainnya

Maafkan typo dan cacat logika lainnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Brukkhh

"Astagaaaa! Ceroboh banget gue jadi manusia," omel seorang gadis yang baru saja melompat dari atas pagar sekolah yang menjulang.

Telapak tangannya tergores akibat bergesekan dengan paving blok. Ia perlahan berdiri sambil meniup-niup telapak tangannya yang mulai terasa perih.

"Shhh, perih banget," ringisnya.

"Ekhem!"

Elvisya, gadis itu sengaja menghiraukan suara yang sudah jelas sedang menegurnya.

"Elvisya Diandani, satu langkah lo maju berarti satu putaran di lapangan!"

Seketika langkah Visya yang berniat kabur langsung berhenti. Dengan sangat berat hati ia menoleh ke samping kiri, lebih tepatnya ke orang yang sedang menegurnya.

Ia memiringkan kepalanya, digigitnya pipi bagian dalam sebelah kiri. Kali ini alasan apalagi yang akan ia utarakan kepada orang menyebalkan di hadapannya.

Tidak ada pilihan lain, Visya memilih kabur. Orang itu segera mengejarnya.

Brukkhh

Visya menghentikan larinya saat mendengar suara itu. Ketika ia membalikkan badan, seseorang sudah terjatuh di belakangnya.

Gadis itu langsung tertawa keras melihat orang yang tadi mengejarnya sudah nyungsep dengan konyol di belakangnya.

"BHAHAHA MAMPOS!"

"Ck! Puas ketawa liat orang malu?" tanya orang itu setelah kembali berdiri sambil mengibas-ngibas tangannya yang kotor.

"Puas banget haha, Zhei! Senang banget gue liat lo kayak tadi," balas Visya memegangi perutnya mulai keram karena tertawa. Orang yang ia ketawai adalah Alzheigara.

Melihat masih ada peluang untuk kabur, Visya langsung mengambil ancang-ancang untuk kabur. Namun, sayangnya Alzhei lebih dulu menahan lengannya.

"Lo nggak bisa kabur dan lo padahal udah janji nggak buat kesalahan. Kenapa pagi ini telat?"

"Gue janjinya nggak akan bikin ulah lagi, bukan nggak telat lagi," bantah Visya.

"Dan telat itu termasuk ulah yang buruk," balas Alzhei menekankan katanya.

Visya berdecak kesal. Teringat akan sesuatu, Visya langsung merubah ekspresinya menjadi ceria. "Apa kabar lo pagi ini? Topeng mana yang lo pakai?" tanya Visya tersenyum antusias.

"Ini udah jam sembilan," balas Alzhei tidak merespon ucapan Visya.

"Ya terus mau apa sama jam sembilan?" jawab Visya santai.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang