43 || Saudara Alzheigara?

46.2K 3.9K 3.3K
                                    

Cerita ini tokohnya masih berkaitan dengan tokoh cerita sebelah(AGRAVEN) Jadi, yang belum baca AGRAVEN silahkan baca dulu biar ... biar apa yah, biar lebih kenal aja sama sesepuhnya Alzheigara wkwk

Udah baca AGRAVEN  belum?

FOLLOW INI DULU•≫ 12kentang

🔥Notif update & info yang berkaitan dengan cerita ini aku saya share di Instagram
»@wp.12kentang
»@agraven.alzheigara

Wajib follow akun instagram roleplayer:
•≫alzheigarksvr
•≫elvisyadiandani
•≫agraven.kasalvori
•≫sya.azananta

🔥Spoiler di tiktok  ini:
»@wp.12kentang
»@wattpadforyou_

YouTube : @12kentang

🔥Info cast di pinterest
»12kentang

Jangan lupa vote & komentar

≪•≪•◦ ❈ ◦•≫•≫

Request spam komen ALEL dulu dong sebelum baca
.
.
.
.

Sebentar.....
INFO PENTING!!!

SIAPKAN TABUNGANNYA, YA, GANG! PERKIRAAN BULAN JULI ALZHEIGARA TERBIT🔥

PO terbatas, cuma cetak beberapa ratus eks aja. Jadi, yang nggak ikutan PO gak dapat merch ekslusif yg keceeeee😭

Terbitnya di penerbit LovRinz, jadi di bulan juni mulai kepoin penerbit itu karena kita bakal spill spill😻

.
.
.

"Pa," panggil Visya. Sedikit ragu karena Agraven sepertinya sedang sibuk dengan berkas-berkas di hadapannya.

Beberapa hari tinggal dengan Agraven membuat Visya sedikit tau bahwa mertuanya itu gila kerja. Kata Alzhei, papanya begitu karena mengalihkan rasa sepi.

Agraven mendongak, ia tersenyum melihat Visya yang berdiri di depannya.

"Iya, Ca? Kamu butuh sesuatu?" tanya Agraven.

Visya mendadak kehilangan kata-kata yang sudah ia siapkan. Wajah Agraven itu tampan dan menyeramkan, tapi tidak dengan sikapnya kepada Visya. Agraven sangat hangat, tapi Visya tetap merasa takut.

"Itu kopi untuk Papa?" tanya Agraven saat melihat Visya membawa secangkir kopi.

"Eh?" Visya kaget, tapi setelah itu ia mengiyakan. "Iya, ini kopinya, Pa," lanjut Visya tersenyum. Perempuan itu segera memberikan kopi itu ke Agraven.

"Duduk di sini," suruh Agraven menunjuk sofa di sampingnya.

"Boleh?" tanya Visya.

"Nggak apa-apa, Nak," jawab Agraven. Setelah itu ia mencicipi kopi buatan Visya.

"Kopinya enak," puji Agraven mengacak rambut Visya, seakan-akan ia bangga dengan pencapaian putrinya yang berhasil membuatkan kopi yang enak.

"Untung kopinya nggak gue kasih aneh-aneh," batin Visya merasa lega.

Sebenarnya kopi itu Visya buatkan untuk Alzhei. Tadi cowok itu meminta Visya untuk membuatkannya kopi. Namun, saat ia melihat Agraven di ruang keluarga, Visya ingin bertanya apa benar Agraven mengajaknya jalan-jalan nanti sore, tapi Agraven terlanjur mengira kopi itu untuknya, jadilah Visya memberikannya.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Where stories live. Discover now