20 || Hujan

59.8K 4.3K 1.5K
                                    

Vote vote vote vote vote!

Kemarin lupa update hehe, sekalinya update bawa part yang bersoda dikit permirsah😭

Kalo bisa bacanya malam aja😂

⚠️

Ada tanda kuning satu👆

••Selamat tidur🍽️•••

Rintik-rintik hujan mulai berjatuhan ke bumi. Langit semakin gelap akibat tertutupi oleh awan mendung.

Tetes demi tetes air mengenai kulit tangan putih milik Elvisya Diandani pagi ini. Di depannya ada Alzheigara yang semakin mempercepat laju motornya agar tidak kehujanan.

"Sial," umpat Alzhei pelan. Ia tidak menyangka akan turun hujan secara mendadak pagi ini. Sebelum berangkat ke sekolah cuacanya terlihat cerah, siapa sangka saat di pertengahan jalan hujan turun tanpa permisi.

"Ini kenapa hujannya nggak kasih kode dulu, sih?" gerutu Visya sambil melindungi kepalanya dengan tangan. Percuma saja, wajahnya tetap basah oleh rintik-rintik yang semakin lama semakin banyak tetes demi tetesnya.

"Hujan sama halnya dengan cinta. Banyak yang menyukai, banyak juga yang membenci. Jatuh tanpa permisi, nggak peduli orang siap atau enggaknya," ujar Alzhei pelan. Tidak mungkin Visya mendengarnya, terlebih lagi gerimis yang sudah berubah menjadi hujan deras.

"Berhenti, Zhei! Hujannya deras banget!" teriak Visya tepat di dekat telinga Alzhei.

"Percuma berhenti, nggak ada tempat berteduh!" balas Alzhei ikut berteriak.

"Hah?" Visya tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang Alzhei katakan. "Berhenti, Zhei! Gue nggak bisa hujan-hujanan!"

Melihat ada halte di depannya membuat Alzhei sedikit lega. Mereka berhenti di halte itu. Visya langsung turun dari motor Alzhei begitu juga dengan cowok tersebut.

"Ck! Basah semua," decak Visya mengibas-ngibas seragamnya yang basah kuyup. Alzhei pun sama halnya. Bedanya Alzhei masih terlindungi oleh sebuah jaket yang dia pakai, sedangkan Visya tidak sama sekali.

"Gimana?" tanya Visya nyolot.

Alzhei langsung menoleh dengan alis terangkat. Pertanyaan Visya terdengar ambigu. Gimana apa maksudnya?

"Apa yang gimana?"

"Ya, kita?"

"Masih tanpa status, besok baru nikah," jawab Alzhei sangat santai mengatakan itu.

"Bukan itu yang gue maksud, Upil Anoa!"

"Lo tau upil Anoa gimana bentuknya?" tanya Alzhei pura-pura bego.

"Hih!'

"Aaakhh! Kira-kira, dong, kalo mau nginjak kaki gue shhh ...." Alzhei meringis saat Visya dengan kuat menginjak kakinya. "Izin dulu kalo perlu," sambungnya.

"Lo, sih, menyebalkan."

Terjadi keheningan setelah ada cekcok sedikit.

Visya duduk di bangku halte tersebut, tangannya mengusap lengannya sendiri. Cewek itu mulai kedinginan, sesekali ia terbersin.

Hujan sepertinya masih enggan untuk berhenti, langit justru semakin bersemangat menumpahkan semuanya.

"Haaciiim!"

Alzhei yang masih berdiri, menoleh sekilas. Seperti tidak ada beban sama sekali saat melihat Visya yang sepertinya semakin kedinginan.

Tidak ada adegan seperti yang ada di film, drama, sinetron maupun di novel-novel saat si cowok dengan gentlenya memasangkan jaket kepada si cewek. Enyahkan pikiran itu karena ini Alzhei yang minim kepekaan atau pura-pura tidak peka.

𝐀𝐋𝐙𝐇𝐄𝐈𝐆𝐀𝐑𝐀Where stories live. Discover now