Extra Chapter Ending

384 73 60
                                    

Note: Typo, non baku, spoiler, tinggalkan Vote dan Komen.









»»-------------¤-------------««

Senku menyerigai licik dan menghempaskan begitu saja kerah pakaian (Name) dengan kasar dan tatapanya masih tajam saat berfokus dengan mata coklat cerah milik gadis di depannya.

"Kau ingin aku percaya dengan 10 miliar persen kebohonganmu itu?"

"Kau kejam sekali~" (Name) melirik kearah Kohaku memberinya seringai kecil dan Kohaku juga menyadarinya.

"Ingin tahu apa yang ku rencanakan berikutnya?" Tangannya meraih sesuatu yang ada di belakang bajunya.

Kohaku yang menyadarinya langsung maju dan begitu pula Tsukasa yang menyadari gerak geriknya.

(Name) mengeluarkan senjata api dari balik pakaiannya dan sebelum mengarahkan pada Senku, Kohaku menghentikannya dengan meninju perutnya membuat (Name) mundur cukup jauh.

Kohaku yang ingin mengunci gerakan (Name) tapi malah dihadang oleh Tsukasa yang mencekal lengannya.

"Ahh~ kuharap.. organ dalam ku baik-baik saja.." lirih (Name) yang terduduk sambil memegang perutnya.

Itu cukup sakit tapi lebih sakit pukulan Maya waktu di Brazil karena tadi Kohaku tidak benar-benar menggunakan seluruh kemampuannya.

"Apa yang kau lakukan, huh?!! kau berniat membunuh Senku lagi?!" seru Kohaku yang sedang di tahan oleh Tsukasa.

"Membunuh?" kataku mengulang apa yang katakan Kohaku. "Hey.. Ryusui.. coba kau tes apakah itu berisi peluru atau tidak.."

(Name) mencoba untuk duduk dan itupun dibantu oleh Xeno. Lagipula dirinya sengaja melemparnya ke arah sang kapten.

"Ryusui-chan...?" Gen sudah sangat panik dengan situasi yang terjadi dan sekarang senjatanya ada dipegang Ryusui.

Dari sorot matanya sudah jelas dia langsung menyadarinya dan mengarahkannya pada Francois. Membuat kepala pelayan itu sedikit tersentak dan akhirnya mengerti setelah melihat ekspresinya. Untuk tepat percaya.

"Eee.. Ryusui apa yang kau lakukan?!"

"Hey, jauhkan senjata itu.. itu berbahaya!!"

"Ha ha! ini yang kau rencanakan, (Name)!" Ryusui menarik pelatuknya membuat yang lain tersentak dan menutup mana mereka.

Tapi bukannya peluru yang berisi bubuk mesiu keluar melainkan gelembung sabun. Benar, gelembung sabun. Alat itu adalah mainan gelembung sabun yang modelnya mirip pistol.

"..."

Mereka membatu untuk beberapa saat karena masih memproses apa yang terjadi.

"Lihat bukan.. rencanaku berhasil untuk menipu mereka~" bisik (Name) pada Xeno dan membuat pria itu memijat pelipisnya.

Ukyo yang mendengarnya kemudian meminta penjelasan dengan apa maksud ucapannya.

"Itu aku dapatkan saat sedang berbelanja dengan Charlotte.. lagipula mana mungkin mereka mereka memberiku kesempatan menyentuh yang asli.." jelas (Name) sambil menunjuk Stanley dan Xeno yang menjaganya ketat.

"Tapi kau merubah rencananya.. tidak ada adegan kau terluka di ceritamu," kata Stanley yang ingin membantunya berdiri tapi didahului oleh Tsukasa.

"Improvisasi.. biar tambah dramatis saja. Senku tidak akan melakukan serangan fisik dan begitu pula dengan Tsukasa.. satu-satunya yang cocok itu Kohaku~" (Name) merasakan cengkraman Tsukasa mengerat pertanda dia sedang marah.

"Uh.. maaf, ya.. TsuChan.."

"Tapi kenapa sampai melakukan hal berbahaya seperti tadi?" tanya Sai menatapnya khawatir.

IS THIS A DREAM? [DR. STONE]Where stories live. Discover now