'Ah.. aku mengerti yang dia katakan pada intinya adalah batasan. Ini diluar perkiraan karena aku pikir akan terbongkar oleh Gen tapi ternyata oleh Tsukasa. Tapi ini jauh lebih mudah membalasnya dari pada si mentalist, lagipula ini salahku juga,' batin (Name).

"Apa kau—" pertanyaan Tsukasa terpotong oleh (Name).

"Mungkin itu perasaanmu saja Tsu-chan. Lagipula memang aku jarang membicarakan diriku sendiri seperti pada kasus (B/N) atau lainnya dan mungkin itu yang membuatmu berpikir hal ini. Dan juga aku tidak benar-benar sedekat itu pad orang lain, semua orang memiliki batasan mereka sendiri, bukan?"

"Pokoknya aku harus pergi jika tidak Yo dan yang lain akan menghabiskan bagianku!" ujar (Name) meninggalkan Tsukasa sendirian di sana yang tenggelam dalam pikirannya.

'Sudah kuduga ada yang aneh.'

Keesokan harinya tiga orang astronot untuk misi ke bulan sudah diputuskan yaitu Ryusui, Senku dan Kohaku

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Keesokan harinya tiga orang astronot untuk misi ke bulan sudah diputuskan yaitu Ryusui, Senku dan Kohaku.

Tak berselang lama setelah hasil diperlihatkan Ryusui memamerkan apa yang dirinya buat yaitu miniatur roket pulang-pergi. Ekspresinya benar-benar tidak bisa dibohongi apalagi dengan kilau disekitarnya.

"Sejak mendapatkan tiket ke luar angkasa.."

"Ryusui sangat bersemangat!!"

"Ya. Dia mendambakan segalanya."

"Skalanya akurat, kan?"

"Terima kasih telah membuatnya gampang dimengerti!"

"Ryusui juga membuat model perseus yang diperbesar!"

"Ini adalah layar luar angkasa dan (Name) juga sebenarnya ikut membantu membuat ini!" ucap Ryusui yang melirik sekilas sang gadis yang duduk lemas disamping kursi samping saudaranya.

'Kenapa dengannya?' pikir yang lain melihat sang gadis biasanya aktif sekarang malah kehabisan tenaga.

"Ini salah kalian Nanami bersaudara... malam itu kalian terlalu brutal..." lirih (Name) pelan hanya bisa didengar oleh Sai.

'Hei.. kata-katamu itu bisa membuat salah paham karena ambigu,' batin Sai sweatdrops.

"Benar.. dulu Ryusui membuat banyak kapal dan aku melakukan kalkulasi desainnya," ucap Sai yang ikut nimbrung meski perhatian terus pada komputer membuat coding.

Yang Sai kerjakan saat ini yaitu membuat program simulasi mengendalikan kapal angkasa.

Setelah jadi tentunya banyak yang memainkannya dan score tertinggi saat ini dipegang oleh si bungsu Nanami.

"Wahh! skor tertinggi lagi!!"

"Karena ini memang pekerjaan aslinya!!"

"Aku tak boleh kalah dari hal semacam simulator! dalam penerbangan spesial kita dengan dunia sains baru. Kita gak bisa prediksi apa yang akan terjadi. Pengalaman dan indra seseorang di dunia batu ini menentukan segalanya, kan?"

IS THIS A DREAM? [DR. STONE]Where stories live. Discover now