"tiga puluh"

643 56 80
                                    


"Jadi, kau sudah membacanya?"

Ucapan itu terdengar tenang. Suara dalamnya yang menelisip langit-langit rumah menjadi saksi bisu retina Yoona yang melebar.

Yoona menatap Taehyung dengan wajah yang tak bisa lagi digambarkan. Perasaannya bercampur aduk. Ia seolah kehilangan akalnya hanya untuk memahami ini semua.

"Taehyung..."

Lidahnya tercekat. Bahkan terlalu kesusahan hanya untuk menyebutnya, ia mengangkat buku bersampul coklat itu dari atas meja.

"Buku apa ini Taehyung? Kenapa buku ini menceritakan hidupku? Tidak... tidak... Ia bahkan baru saja meramalkan apa yang akan terjadi.. dan Oh! Jihoon!"

Yoona tak sanggup melanjutkan perkataannya. Ia menggelengkan kepalanya yang terasa makin pusing.

"Kau ini... siapa?"

Taehyung tak menjawab. Ia hanya menatap Yoona dengan tenang saat derasnya hujan dari halaman langit membasuh bumi tanpa ampun.

"Aku sudah berulang kali memberitahumu Yoona" Ia menatap Yoona saat obsidiannya makin menghitam "Aku pemilikmu"

"Pemilikku?"

Alis Yoona terangkat, ia sama sekali tak mengerti maksud perkataan Taehyung.

"Kau.. Jadi.. Kau yang membunuh orang tuaku?" Air matanya tertahan dibalik kelopak mata rusanya, tubuh Yoona bergetar dan ia hampir tak punya tenaga lagi.

"Aku tak membunuhnya. Aku hanya menghapus karakter yang sudah tak ingin kugunakan"

Yoona mengerjapkan matanya dan menjadi lebih kebingungan. Tetapi Taehyung hanya tersenyum angkuh.

"Dan kau tak pernah memilikinya Yoona. Aku hanya menempatkan mereka sebagai pengisi kehidupanmu. Seseorang harus menjadi pendukung jalan cerita yang kubuat kan?"

Saat kepala Yoona makin pusing. Sebersit memori muncul diotaknya. Kilas balik yang rancu dan terasa kabur. Bagaimana ia mendudukkan dirinya di tanah lapang dan bertemu dengan Kim Taehyung yang dikenalnya untuk pertama kali. Yoona meremas rambutnya sendiri saat merasa kesakitan.

"Masih tak mengerti sayang? Aku adalah orang yang menciptakan seluruh kehidupan ini untukmu. Semuanya"

"A-apa?"

Taehyung tersenyum. Persis seperti bagaimana caranya ibunya tersenyum dahulu "Aku yang menentukan apa saja yang terjadi pada hidupmu selama ini. Dimana kau hidup, siapa saja yang kau temui, pengalaman bahagia, rasa sakitmu, trauma dan seluruh keinginanmu. Membentuknya dari tiap bagian kecil yang kau alami dalam hidupmu. Kau adalah karakter utama diceritaku Yoona. Semua yang ada dalam dirimu ini... ku ciptakan persis seperti yang kumau."

Yoona membatu. Kilatan guntur terdengar menyambar halaman luas diluar rumah. Bergemuruh dan seolah menggambarkan bagaimana perasaan miliknya sekarang. Anehnya, semakin lama Taehyung berbicara. Kepalanya semakin pusing, sensasi aneh dan seluruh ingatannya yang terasa dijungkirbalikkan membuatnya seolah lumpuh ditempatnya.

Taehyung berjalan mendekatinya dengan tenang.

"Pamanku... dia..." Lidahnya kelu "... dia... juga palsu?"

Taehyung tertawa, seolah ucapan Yoona sangat menghiburnya, dan ia bisa merasakan kebanggaan yang aneh itu memenuhi dirinya sekali lagi.

"Aku lebih suka menyebutnya sebagai karakter pendukung"

Yoona melebarkan matanya, saat menyadari betapa jauh ia telah hidup dalam kepalsuan sekarang. Seluruh hidupnya adalah rekayasa.

"Kau yang memintanya Yoona"

Butterfly EffectDonde viven las historias. Descúbrelo ahora