"dua"

432 75 23
                                    


  Suara dering teleponnya berbunyi.

  Pria itu berhenti. Ia menegakkan tubuhnya, memberikan jeda bagi wanita dihadapannya untuk berhenti merasakan sensasi-sensasi menyenangkan yang dibuat olehnya.

  "Ada apa sayang?"

  Taehyung tak menjawab. Ia hanya memandang kearah tiang besar yang berdiri diantara megahnya dapur. Jelas-jelas telinganya mendengar sesuatu dari sana, nada panggilan yang tak terlalu keras tapi berhasil mengundang perhatiannya.

  Ia berjalan mendekatinya.

  Seharusnya tak boleh ada orang lain disini. Peraturan-peraturan yang ia buat. Semuanya dipatuhi tanpa terkecuali oleh orang-orang yang bekerja dibawahnya. Ia melirik bayangan hitam dibalik tiang, menghampirinya lalu matanya menajam.

  Tak ada siapapun disana.

°°°
 

  Sunday,
  08.42 am

  Suasana pagi cerah. Sama seperti hari-hari lain dibulan pertengahan yang selalu disukai seluruh manusia. Latar halaman universitas tampak sibuk pagi ini, beberapa orang nampak tergesa masuk kedalam. Beberapa yang lainnya hanya duduk diantara bangku panjang dan meja kayu yang tersebar diseluruh penjuru area.

  "Kau tak pernah kelihatan akhir-akhir ini Yoong"

  Sera membuka suara, gadis itu baru datang sambil menyerahkan tiga buah kaleng minuman yang didapatkannya dari mesin otomatis didalam gedung.

  Dua orang dihadapannya —Yoona dan Jihoon— masih sibuk dengan kumpulan kertas dihadapannya. Orang yang dipanggil hanya terkekeh.

  "Benar juga. Kau ambil cuti?" Kali ini Jihoon yang menyahut, pria bertubuh kurus dengan rambut halus yang selalu menutupi keningnya itu kini membuka suara. Kacamatanya bertengger diantara wajah mungilnya, meninggalkan kesan kutu buku disana.

  "Rencananya" Jawab Yoona singkat, ia meraih kaleng minuman soda dihadapannya, membukanya dengan gerakan lambat.

  "Bekerja?"

  "Mm... kalian tahu hutangku banyak."

  "Kafe baru?"

  Sera bertanya. Setahunya Yoona lumayan mahir membuat minuman, jadi gadis itu tak pernah bekerja jauh-jauh dari bidang itu.

  "Bukan kafe lagi sekarang"

  "Oh!" Kedua temannya itu nampak terkejut. Mereka kini menatap Yoona antusias.

  "Dimana?"

  "Hmm" Yoona menerawang. Sejujurnya ia tak ingin membuka ini pada siapapun, tapi kedua temannya itu sudah terlanjur memandangnya dengan tuntutan sekarang "Dirumah orang kaya. Bersih-bersih."

  "Semoga tak terlalu berat buatmu"

  "Tenang saja. Mereka memperbolehkanku pulang pukul lima" Yoona jadi teringat, kejadian malam itu. Dimana ia memutuskan untuk berjalan cepat dan menyelinap dibawah meja yang berada didekat tiang setelah telefonnya berbunyi. Untungnya, pria itu tak mengetahuinya.

  Jihoon mengangguk, entah apa yang ada dipikirannya. Kedua temannya itu memang sudah tahu bagaimana keadaan ekonomi Yoona sebenarnya. Terbilang cukup jauh dari mereka yang walaupun tak terlalu kaya, tapi tak harus kelabakan seperti gadis itu yang terus cari uang disela-sela kuliahnya.

  Orang tua Sera punya toko roti diujung kota. Mereka dapat penghasilan yang cukup untuk biayai anaknya dari sana. Sedangkan ayah Jihoon adalah guru di sekolah menengah. Diantara mereka bertiga, Yoona dan Jihoon mengambil jurusan yang sama dibidang farmasi. Sedangkan Sera, gadis berambut pendek dengan gaya pakaian yang modis itu berada di jurusan manajemen.

Butterfly EffectKde žijí příběhy. Začni objevovat