"dua puluh"

401 55 59
                                    


  08.32 am

  Saat cahaya hangat matahari pagi memasuki celah-celah kamar besar, Yoona masih mendudukkan dirinya disisi ranjang. Tubuhnya terasa ribuan kali lebih kaku sekarang, ia benar-benar melakukan semua kegiatannya tanpa perlawanan. Tetapi diam-diam ada pemberontakan dalam hatinya, yang sayup-sayup mulai melemah saat Yoona menatap dirinya sendirian.

  Pintu yang dibuka lantas membuatnya menoleh hanya untuk mendapati sosok yang paling tak ingin ditemuinya sekarang. Taehyung berjalan kearahnya dengan air muka tenang, tetapi masih memancarkan ketampanan yang selalu disetujui siapapun saat melihat secara langsung bagaimana perawakan sempurna pria itu.

  "Sudah mau berangkat?" Taehyung mendudukkan dirinya disisi ranjang, mendekatkan tubuhnya agar berdampingan dengan Yoona.

  Merasa tak ada jawaban, Taehyung meraih tangan Yoona. Membawanya keatas pahanya dan memberikan usapan lembut pada telapak tangan gadis itu.

  "Kau ingin jalan-jalan setelah kuliah usai?"

  "Jalan-jalan?"

  "Hm..." Taehyung menatap tangan gadis itu yang putih diantara perpaduan kulit tan miliknya, sempurna dibawah jemari-jemarinya.

  "Pergi keluar jika kau bersedia"

  Yoona sedikit waspada, tetapi gadis itu tetap membiarkan Taehyung menyentuh tangannya.

   "Kau mau?" Ulang Taehyung, pria itu menatap manik Yoona yang sedari tadi memandangnya dengan kerjapan bingung yang terlihat menggemaskan dimatanya.

  Yoona mengangguk, terpatah-patah.

  Taehyung tersenyum puas, merasakan Yoona mulai dibawah kendalinya. Ia mencodongkan tubuhnya kearah Yoona, dan merasakan gadis itu memundurkan tubuh karena pergerakan mendadaknya. Ia hendak menempatkan bibirnya namun Yoona justru memalingkan wajahnya membuat ciuman Taehyung jatuh meleset ke telinga gadis itu.

  "Menolak hm?"

  Taehyung menahan nafasnya geram, tetapi tangan kekarnya menahan pinggang Yoona agar tubuh lemah itu tetap ditempatnya. Lalu dapat dirasakan Yoona benda kenyal dan basah itu menempel di bibirnya, melumatnya dengan sedikit tuntutan, meneguknya dan Taehyung menggigit kasar bibir bawah Yoona saat tak merasakan balasan dari gadis itu. Saat tangan Yoona bergerak untuk mendorong Taehyung, pria itu justru mencengkramnya, membiarkan mulutnya melumat habis bibir ranum sang submisif dengan lidah yang menjelajah liar.

  "Biasakan Yoona"

  Ujar Taehyung setelah melepas tautan bibirnya, pria itu sebenarnya belum puas tetapi saat merasa Yoona mulai kehabisan nafas ia segera menghentikan ciuman panasnya guna memberikan jeda Yoona untuk mengambil banyak udara.

  Pria itu merapikan letak anak rambut Yoona yang berantakan dan ibu jarinya mengusap saliva yang keluar disekitar bibir gadis itu, entah milik siapa diantara mereka. Taehyung tersenyum.

  "Aku akan menyelesaikan pekerjaanku dan kita bisa jalan-jalan saat selesai?"

  Yoona menatap Taehyung perlahan, kemudian seutas senyum muncul dibalik bibirnya yang kemerahan, gadis itu mengangguk dengan nafas yang masih diatur. Ia membiarkan pria itu mengusap ujung kepalanya dan berlalu pergi setelahnya untuk turun dan berangkat diikuti ajudan miliknya, tetapi setelah Taehyung benar-benar hilang dari pandangannya.

  Senyumnya sirna.

°°°

  Taehyung masih mendudukkan diri dengan tenang diatas singgasananya saat suara pintu yang dibuka dengan paksa menginterupsinya. Ia melesatkan netranya dan wanita yang dikenalinya sudah berdiri dengan wajah angkuh. Dibelakangnya, Soobin memasang air muka menyesal, tak mampu menghentikan Irene yang memasuki ruangan Taehyung dengan lancang.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang