"sepuluh"

534 56 37
                                    

  Gagang pintu dibuka dengan tergesa baginya untuk keluar dari ruangan itu meninggalkan suara pintu yang menubruk tepinya dengan hentakan. Taehyung membiarkan gadis itu pergi saja darinya sekarang. Tidak, sebenarnya ia hanya sedang bermain-main dengannya.

  Ia menatap jendela disampingnya, pemandangan rintik hujan yang mulai menyambut tanah kini dapat ditangkapnya dari balik kaca pekat itu.

  "Tutup gerbangnya Choi, permainannya sudah dimulai"

  Seorang pria muda diujung ruangan yang dikenal sebagai bawahan kepercayaan Taehyung itu sedikit menahan nafasnya, lagi-lagi majikannya itu akan berbuat sesuatu yang gila. Tapi ia kemudian mengangguk patuh dan menyentuh sebuah alat dibalik telinganya untuk berbicara dengan orang dibalik sambungan sembari meninggalkan ruangan.

°°°

  Langkahnya tergesa. Yoona menuruni tangga rumah megah itu dengan gerakan terburu-buru. Dilihatnya keadaan rumah itu yang telah kosong dan tak ada seorangpun pelayan yang berada disana berbeda seperti terakhir dilihatnya sebelum keruangan Taehyung.

  Matanya melesat kearah jam besar diujung ruangan.

  17.02

  Benar. Ini sudah waktunya pulang, dan Yoona hampir kehabisan waktunya sekarang. Telinganya mendengar suara pintu yang dibuka dari lantai atas, menandakan Taehyung telah memulai pergerakannya membuat gadis itu berlari dengan tenaga miliknya, menyusuri lorong panjang nan megah yang mengantarkannya untuk mencapai pintu keluar.

  Yoona sedikit membanting pintu besar utama yang dilewatinya. Nafasnya tersengal saat ia berhasil keluar dari rumah yang seolah akan menelannya kapanpun jika ia berada didalamnya. Tapi kemudian matanya menatap hamparan luas halaman dan jalanan besar yang harus dilaluinya untuk benar-benar keluar dari sini.

  Rintik tenang gerimis telah turun membasuh jalanan dihadapannya. Tapi Yoona tak punya pilihan dan apa yang bisa ia lakukan sekarang adalah berlari. Sekencang mungkin. Ia merasa telah kehilangan akal sehatnya sekarang, berlari dengan jarak pandang terbatas dan nafas yang tersengal.

  Belum terlambat.

  Belum terlambat untuk keluar dari sini.

  Menyusuri jalanan sore yang telah menggelap, apa yang ia fikirkan sekarang adalah berlari secepat mungkin untuk keluar tempat ini. Pakaiannya mulai basah dan detak jantungnya tak karuan, ia tak ingin pria itu menangkapnya. Yoona masih tertatih dengan sisa tenaganya, harapannya mulai muncul saat gerbang besar itu menyambutnya.

  Tangannya meraih sisi gerbang untuk menariknya. Tapi benda besar itu tak berkutik, telah dikunci dan entah bagaimana cara membukanya, karena sekarang ia benar-benar sendirian disana. Tak punya waktu untuk mendatangi pintu lain yang biasa digunakan para pelayan sebagai akses masuk, jika ia kesana itu artinya ia harus memutar arah dan melewati jalur lain yang justru akan menghabiskan waktunya, dan Yoona sudah hampir kehabisan tenaganya sekarang.

  "Buka!!!"

  Yoona hampir berteriak layaknya orang gila. Ia mendorong, menendang bahkan memukul gerbang besar dihadapannya seolah itu semua akan membuat benda kokoh yang menjulang tinggi itu membuka diri untuknya keluar.

  "Kehabisan waktu Yoona?"

  Diantara rintik gerimis yang datang menjatuhi tubuhnya. Suara itu dapat didengar Yoona, jelas dan menusuk. Mendapati Taehyung telah berada tak jauh darinya sekarang. Pria itu berdiri dengan gerakan tubuh tenang dan seorang pelayan dibelakangnya yang memegang payung untuk menjaga pria itu agar tetap kering dengan patuh. Dua orang lain ikut berdiri dibelakang Taehyung, mengikuti majikannya itu dengan gerakan yang sama tenangnya.

Butterfly EffectWhere stories live. Discover now