"dua belas"

402 54 35
                                    


  Dua puluh empat jam bahkan belum usai saat dirinya melangkahkan kakinya keluar dari tempat itu. Kini Yoona telah memaksakan dirinya untuk kembali kesana. Mendudukkan dirinya dengan tubuh kaku di sofa panjang yang berada ditengah kamar.

  Pria itu duduk diantara kursi disampingnya. Menatapnya dengan sudut tajam dibalik ekor matanya. Taehyung merasakan kemarahan saat mendengar bahwa gadis itu mencoba kabur pagi ini bahkan setelah ia mencoba untuk melunakkan diri dan memberinya sedikit kelonggaran.

  Yoona menipiskan bibirnya. Ia masih menundukkan kepalanya dengan tubuh lemah. Taehyung telah kembali menyeretnya kemari dan tidak ada satupun aparat negara di antara gedung itu yang menolongnya. Lebih dari itu, mereka justru menyambut kepergian Taehyung dengan membungkukkan punggungnya hormat.

  "Aku ingin pergi dari sini" Ucapan Yoona terdengar bergetar keluar dari bibir mungilnya. Memaksakan sisa keberaniannya untuk mempertahankan diri didepan Taehyung.

  Pria itu tak bereaksi. Ia mengalihkan pandangannya dengan rahang mengeras.

  "Kau sedang menguji ucapanku pagi ini?"

  "Kau tidak bisa terus menahanku disini"

  Taehyung terkekeh, menggeleng dengan tenang, pria itu mengeluarkan bungkus rokok dari balik jasnya. Menyulut sebatang diantara bibirnya dengan gerakan singkat.

  "Kita akan buat ini lebih jelas" Ia melepaskan asap rokoknya dengan tenang "Kau tak akan pergi kemanapun. Tidak kecuali aku sendiri yang memutuskan untuk melepaskanmu"

  Yoona menatap pria itu, merasakan aura yang mengintimidasi diantara dirinya sekarang.

  "Kau takut aku akan kembali mencoba membunuhmu?"

  Taehyung tertawa, seolah ucapan Yoona sama sekali tak berarti apapun baginya. Entah apa yang gadis itu pikirkan, tapi Yoona mungkin tak ada apa-apanya dibandingkan musuh pria itu diluar sana.

  "Cobalah Yoona. Tapi kau tidak bisa membunuh pria yang sudah mati" Ucapan itu keluar begitu saja dari bibir Taehyung. Membiarkan Yoona berimajinasi atas ucapannya barusan, saat dirinya merasakan lebih banyak ketegangan diantara mereka.

  "Atau coba cari tempat lain yang lebih baik didunia untuk menyelamatkanmu dariku. Kau bisa lari secepat mungkin, lalu kita bisa lihat bahwa kau akan tetap berakhir dibawahku. Dibawah tubuhku."

  Taehyung menekankan kata terakhirnya, melesakkan rokoknya diantara meja panjang dihadapan mereka hingga apinya padam. Ucapannya dipenuhi keangkuhan bahwa Yoona tak akan bisa pergi kemanapun kecuali untuk berakhir lagi ditangannya.

  Pria itu bangkit dari tempatnya, berjalan meninggalkan Yoona dengan tatapan dingin.

  "Kau tak akan kembali ke kuliah. Dan itu hukumanmu"

  Yoona membulatkan matanya. Ia ikut bangkit dan akan berjalan menghampiri Taehyung untuk menahan pria itu sebelum telah lebih dahulu menutup handle pintu dan meninggalkannya sendirian disana.

  "Kim Taehyung!! Buka pintunya!!"

  Yoona memukul pintu dengan tenaganya yang dipenuhi emosi. Ia menendang kayu kokoh itu dan maniknya telah berkaca-kaca, meneteskan air matanya saat merasakan ia akan kembali dikurung ditempat itu lagi. Tanpa siapapun.

°°°

  Ruangannya yang lebar sudah menebarkan cahaya lampu megah bahkan sejak pagi buta. Perabotan yang didesain dengan gaya minimalis modern membuat seisi ruangan memiliki suasana yang elegan. Sesuai dengan selera sang pemiliknya, yang kini masih duduk diantara kursi ditengah ruangannya.

Butterfly EffectTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang