40[END]

6.7K 306 80
                                    

Salma dan Nabila naik kelantai dua untuk menutup semua jendela disana, menghindarkan tempias hujan, walaupun hujan tidak sederas tadi, tetapi angin cukup kencang dan membawa hujan masuk melalui jendela yang terbuka

Nabila mengambil salah satu bingkai foto yang jatuh terbalik, dia meletakkannya ketempat semula, foto itu menarik perhatiannya, itu adalah foto dengan empat orang anak kecil, masing-masing dari mereka mengenakan topi ulang tahun di kepala mereka, dan itu terlihat seperti suasana pesta ulang tahun.

Nabila tau, orang yang di tengah memegang kue adalah dirinya, dan ketiga orang di sampingnya, Nabila tidak mengenalinya lagi, dua di antara mereka adalah perempuan, dan satu orang yang sedang tersenyum serta meletakkan jari telunjuknya di pipi Nabila adalah seorang anak laki-laki

Nabila tersenyum melihat foto dirinya sewaktu masih kecil, dia mengeluarkan handphone nya dan memfoto, foto itu.

"Nab? Udah siap?" Tanya Salma, dia berdiri di depan pintu untuk mengajak Nabila turun bersama

Nabila mengangguk sebagai jawaban "Udah kak"

Mereka berdua turun kebawah, tetapi tidak melihat keberadaan teman-teman yang lain, tidak perlu mencari kemana mereka, karena suara tawanya Alvin dan Anggis sudah menunjukkan keberadaan mereka semua

Salma dan Nabila menuju keteras depan, di sana berkumpul semuanya, bersama nenek dan kakeknya. Ditemani dengan berbagai cemilan, termasuk ubi rebus buatan neneknya Nabila, mereka banyak bercerita, mulai dari hal-hal yang lucu, yang horor, dan juga gosip-gosip tentang tetangga di sekitaran sini

Nabila geleng-geleng kepala, frustasi dengan respon Anggis, Alvin dan Salma, manusia bertiga itu terlihat begitu semangat dan ekspresif mendengar semua yang di ceritakan neneknya Nabila

"Semangat bener" gumam Rony yang mendapat sikutan dari Nabila

"Jangan kuat-kuat, nanti dengar mereka"

Ooww, Rony langsung menutup mulutnya, tidak berani mengatakan apa-apa lagi, dia takut merusak moodnya Salma, Anggis dan Alvin, terutama neneknya Nabila yang menjadi penceritanya

Cerita nenek Nabila terputus, karena nenek sedang melihat kearah halaman, hal itu membuat anak-anak yang duduk membelakangi halaman ikutan melihat kebelakang. Di sana, ada seorang anak laki-laki seusia mereka, sedang berlari kecil dengan payung di tangannya menuju mereka.

Mereka semua tidak bisa melihat siapa pria itu, karena wajahnya tertutupi oleh payung yang Sedikit menurun, begitu pria itu sampai di tempat mereka, dia meletakkan payungnya di tanah dan langsung menyalami kakek-neneknya Nabila

"Halo nek, apa kabar" sapanya sambil tersenyum manis, dia sedikit canggung melihat keberadaan Nabila dan yang lain, lalu dia menyapa mereka dengan anggukan kecil

"Ya ampunn, Riko.. kapan kemari? Sama orang tua kamu tidak?" Nenek Nabila berdiri dari duduknya dan menyambut pria yang di panggilnya dengan Riko itu dengan hangat.

Riko menggeleng pelan "Riko sendirian nek, mama-papa gak ikut"

"Ohh begituu, ya ampunn kamu makin tampan saja. Persis seperti papa kamu ya" puji nenek Nabila, lalu nenek Nabila melihat kearah cucunya yang sedang memperhatikan mereka

"Nabila, masih ingat Riko tidak?"

"Ha?" Nabila mengerut bingung, dia berdiri dari duduknya dan menggeleng pelan sebagai jawaban

"Enggak nek, Nabila gak ingat" ucapnya dengan tawa yang sedikit malu, dia melihat pria itu yang juga melihatnya, Nabila heran kenapa neneknya bertanya kepadanya? Apa dia dan pria itu saling mengenal?

"Masa sudah gak ingat? Ini loo, Riko teman kamu kecil. Cucunya oma Ana, yang di sebelah rumah nenek" perjelas neneknya lagi, tapi Nabila tetap menggeleng pertanda dia tidak tau

The One And Only [END]On viuen les histories. Descobreix ara